Ingatkah kita..ketika BLT diturunkan begitu banyak orang yg berdesak-desakan bahkan sampai pingsan hanya untuk mendapatkan uang secara cuma-cuma. Atau peristiwa lain ketika zakat dibagikan di media sempat diceritakan sampai ada yg terluka dan terseret hanya karena berharap bagian zakat yang mereka rasa ‘layak’ mendapatkannya.
Padahal itu hanya rezeki yang Allah turunkan lewat makhluknya.. bukankah jikalau ingin mendapatkan air kita tidak hanya mencari keran yang memancarkan air, tapi juga sumber airnya..maka bukankah selayaknya kita tidak hanya berusaha mendapatkan rezeki dari perantaranya, namun juga mendekati sumbernya yaitu Allah SWT.
Begitu sulit hidup kita, terjadi karena kita melupakan Allah sebagai Dzat yang akan menyelesaikan seluruh persoalan hidup mati kita. Pada bulan ramadhan Allah memberikan karunia satu malam yang sangat bernilai dan memiliki momentum untuk mengubah hidup kita...yaitu Lailatul Qadr. Tapi kita lihat berapa banyak masjid penuh untuk itikaf mencari keutamaan Allah jika dibandingkan ketika shalat jumat (meskipun Alhamdulillah masjid masih penuh jika shalat jumat dilaksanakan). Karena kita tidak tahu harganya...padahal Allah sudah memberikan waktunya untuk kita, berarti salah siapa yang jika kita tidak mendapatkan manfaatnya? Astaghfirullah,berbeda sekali dengan BLT atau bagi-bagi zakat ya..
Dan Allah masih memberikan kita nafas...hingga saat ini, bisa jadi kita artikan Allah masih memberikan kesempatan kita untuk kembali kepadaNya...apakah anda yang sudah berjibaku mengejar lailatul qadr ataupun anda yang sudah terlambat untuk mengejar malam yang bernilai lebih dari seribu bulan tersebut.
Jangan sampai terlambat lagi...
Banyak orang yang menganggap ketika selesai ramadhan wajar jika ibadah makin sulit, khan syetan sudah tidak dibelenggu.
Banyak orang yang menganggap wajar keimanan kita turun...khan keimanan kita naik dan turun..sekarang lagi turun karena khan dah syawal dan seterusnya
Banyak orang yang menunda membayar shaum soalnya males, kalo di bulan ramadhan khan orang lain juga pada shaum
Banyak orang yang kembali jadi pemarah..wajar khan ramadhan udahan
Banyak orang yang sudah tidak menjaga tilawahnya lagi..wajar khan cape di bulan ramadhan kemarin
Banyak orang yang mulai makan berlebihan..wajar balas dendam khan bulan ramadhan susah makan
Begitu banyak hal yang kita anggap wajar dalam hidup ini, namun tanpa kita sadari itu hanya membuat kita semakin lemah karena semakin jauh dari Allah.
Bukankah kita ingin do’a-do’a kita tetap dikabulkan, Masalah-masalah kita dimudahkan untuk diselesaikan, Memiliki kebahagiaan dan ketentraman hidup...
Inginkah kita dalam keadaan keimanan itu turun, kemudian Allah cabut kita dari dunia ini dan kita meninggal dalam keadaan yang buruk.
Inginkah kita dalam keadaan tamak dan melupakan Allah, kemudian Allah cabut kita dari dunia ini dan meninggal dalam keadaan yang buruk.
“Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.” (Al-araf 179)
Atau dalam ayat lain Allah berfirman :
1) …kebanyakan manusia tidak bersyukur (2 : 243)
2) …dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik (2 :110)
3) …dan sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik (5:50)
4) …sedang kebanyakan di antara kamu benar-benar orang yang fasik (5:59)
5) …Kebanyakan dari mereka buta dan tuli (lagi) (5:71)
Sumber tambahan :
http://usahadinar.com/blog/1-insight/51-golongan-sedikit-yang-menang-golongan-
kebanyakan-yang.pdf
Prinsip #1:
Ketika kita melakukan apa yang orang banyak lakukan, maka masa depan kita seringkali sama dengan kebanyakan orang itu
mungkin kita bisa mulai berfikir untuk tidak menjadi orang rata-rata. Jika saja anda tetap ingin menjadi orang rata-rata, ikutlah rata-rata orang yang masa depannya memang anda inginkan.
Dikisahkan seseorang sedang thawaf di masjidil haram, kemudian dia berjalan sambil terus berdo’a
“Allahummaj ‘alni minal qalil” (Ya Allah golongkanlah kami kedalam golongan yang sedikit)
Setiap do’a-do’anya dia selalu berdo’a yang serupa..kemudian didengarlah oleh Umar bin Khatab ra. Dan dipanggilah orang tersebut, lalu ditanya oleh umar: “wahai abdullah kenapa engkau berdo’a seperti itu?”, orang ini menjawab : “bukankah Allah berfirman bahwa hanya sedikit orang-orang yang bersyukur itu, dan aku berharap aku termasuk golongan yang sedikit itu”
Maka jika banyak orang muslim yang merasa wajar ketika setelah bulan ramadhan amalan atau merasa semakin sulit merasakan kelezatan iman...marilah kita menjadi manusia yang tidak wajar dengan meningkatkan amalan dan dengan usaha kita yang sungguh-sungguh, InsyaAllah melahirkan kelezatan iman yang bahkan lebih indah daripada ketika bulan ramadhan, karena kita makhluk yang berbeda keimanannya.
”Tidaklah sama antara mukmin yang duduk (yang tidak ikut berperang) yang tidak mempunyai 'uzur dengan orang-orang yang berjihad di jalan Allah dengan harta mereka dan jiwanya. Allah melebihkan orang-orang yang berjihad dengan harta dan jiwanya atas orang-orang yang duduk satu derajat. Kepada masing-masing mereka Allah menjanjikan pahala yang baik (surga) dan Allah melebihkan orang-orang yang berjihad atas orang yang duduk dengan pahala yang besar” An-Nisa : 95
Apakah ketika orang rata-rata masuk neraka, anda berharap nasibnya menjadi orang rata-rata tersebut? Tidak usah anda jawab, lihat saja amalan anda samakah dengan orang rata-rata...ini bukan masalah anda ingin atau tidak masuk neraka namun ini masalah apakah tindakan kita menjerumuskan pada neraka atau tidak.
------
Pertanyaan berikutnya...tapi khan lebih berat melaksanakan amalan-amalan setelah bulan ramadhan selesai...
hanya keindahan yang terlihat dari pancaranNya
Bukankah setiap amalan itu dinilai dari kesulitannya kita mengerjakan, apakah sadaqah sebesar 1000 rupiah merupakan amalan yang besar atau yang kecil? Jika saja seseorang itu hanya memiliki penghasilan 10rb per bulannya, maka bisa jadi sadaqahnya itu bernilai sangat besar di sisi Allah, tapi jika penghasilannya 1 M / bulan, maka bisa jadi pahala sadaqahnya menjadi sangat kecil. Bukankah Allah maha adil.
Ketika bulan ramadhan kita dilipat gandakan pahalanya karena janji Allah dalam wahyu yang disampaikan kepada Rasul saw. Lalu bukankah ketika setelah bulan ramadhan kita mendapat pahala karena janji Allah akan selalu memberikan balasan yang terbaik sesuai tingkat kesulitan hambaNya melakukan amal.
”Dan apabila diturunkan suatu surat (yang memerintahkan kepada orang munafik itu): "Berimanlah kamu kepada Allah dan berjihadlah beserta Rasul-Nya", niscaya orang-orang yang sanggup di antara mereka meminta izin kepadamu (untuk tidak berjihad) dan mereka berkata: "Biarkanlah kami berada bersama orang-orang yang duduk” At-Taubah : 86
Dan kita harus ingat, bukankah ketika kita menyatakan diri kita beriman... akan ada peristiwa yang menguji keimanan kita
”Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi?” (Al-Ankabut : 2)
boleh jadi 11 bulan di setelah bulan ramadhan ini adalah salah satu bentuk ujian itu, mau menjalani ujiannya atau menghindarinya.
Prinsip #2:
Setiap jalan memilih tujuannya sendiri.
Jalan kemudahan mengikuti kemalasan, akan mendatangkan kekurangan iman.
Jalan kesulitan melaksanakan amal, akan mendatangkan kelezatan iman.
Jalan bersantai-santai akan persiapan negeri akhirat, akan mendatangkan kemurkaanNya
Jalan bersunggung-sungguh mencari keridhaan Allah, akan mendatangkan hidayahNya
-----
Sadarilah bahwa apapun keadaannya kita tetap bisa memilih yang terbaik dalam hidup kita, terlepas dari ini bulan ramadhan atau bukan bulan ramadhan.
Prinsip #3:
Bukan masalah kemana angin berhembus, tapi akan kemana kapal anda arahkan
“Siapa saja yang memusuhi kekasihKu, maka Aku nyatakan perang kepadanya. Sesuatu yang paling Aku sukai dari yang dikerjakan hambaKu untuk mendekatkan diri kepadaKu, yaitu apabila ia mengerjakan apa yang telah aku wajibkan kepadanya. Seseorang itu senantiasa mendekatkan diri kepadaKu dengan mengerjakan amalan-amalan nawafil (sunnah/tambahan), sehingga Aku mencintainya. Apabila aku mencintainya, maka Aku merupakan pendengaran yang ia pergunakan untuk mendengar, Aku merupakan penglihatan yang ia pergunakan untuk melihat, Aku merupakan tangan yang ia pergunakan untuk menyerang dan Aku merupakan kaki yang ia pergunakan untuk berjalan. Seandainya ia memohon kepadaKu, niscaya Aku akan mengabulkannya, seandainya ia berlindung diri kepadaKu, niscaya aku melilndunginya” (HR. Bukhari)
terjemah RiyadhusShalihin 1 Bab Tanda Kecintaan Allah terhadap hambanya.
Mulailah sekarang untuk kembali melakukan amalan-amalan wajib dengan lebih bersungguh-sungguh...
Mungkin bisa diperbaiki wudlunya ketika mau shalat wajib
Mungkin bersegera ketika mendengar adzan
Mungkin bersegera beristighfar yang banyak dan khusu mengingat dan menyesali dosa-dosa kita dan berharap Allah membersikan kita
Mulailah sekarang untuk kembali melakukan amalan-amalan sunnah dengan lebih baik dan lebih banyak
Mungkin dengan membaca doa dan basmallah dalam setiap kegiatan kita
Mungkin dengan melakukan shalat sunnah rawatib
Mungkin dengan menambah sadaqah
Mungkin dengan melakukan Qiyamu Lail seperti ketika ramadhan
Mungkin dengan melakukan tilawah
Mungkin dengan melakukan shaum sunnah
Mungkin dengan melakukan dzikir lebih banyak
Mungkin dengan senantiasa menjaga wudlu di setiap saat seperti amalan Bilal ra. yang terompahnya sudah ada di syurga.
Mulailah karena jika kita tidak memulainya mungkin itulah yang membuat hidup kita susah,
Ketika Allah tidak bersama kita itulah yang namanya kesulitan.
Karena tidak ada yang tidak mungkin bagi Allah
”Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: "Jadilah!" maka terjadilah ia” Yaasiin : 82
Janganlah kita menjadi Tuhan lalu dengannya kita mengatakan tidak mungkin (Astaghfirullah), dan janganlah juga berputus asa dari rahmat kasih sayang Allah, karena tidak ada yang tidak mungkin bagiNya...hanya apakah kita layak untuk dikabulkan doanya oleh Allah.
Maka ingatlah ketika kita mulai mengurangi amalan-amalan kita, sesungguhnya artinya kita sedang tidak ingin doa kita dikabulkan oleh Allah.
Ingatlah ini bukan masalah anda ingin atau tidak masuk dikabulkan doa oleh Allah namun ini masalah apakah tindakan kita membuat kita diridhaiNya atau tidak.
Bertindaklah dan buatlah kembali resolusi baru di hari ini, semoga niat kita yang sungguh-sungguh sudah dinilai satu pahala di sisi Allah...dan Allah lipat gandakan pahalanya pada waktunya kita melaksanakannya dan meng-istiqamah-kannya.
Jika anda mulai lemah dan kesulitan untuk menjaga amalan 11 bulan setelah bulan ramadhan.. tetaplah kembali ke komunitas anda. (apakah itu majelis ta’lim, halaqah, organisasi, mentoring...) apapun yang membuat anda bisa melihat kebesaran Allah, mendengarkan keagungan Allah dan merasakan kasih sayang Allah.
“Allahummaj ‘alni minal qalil”
semoga kita selalu digolongkan sebagai golongan yang sedikit, golongan yang senantiasa sadar bahwa nikmat Allah begitu banyak untuk kita perlu syukuri satu-per-satu. Dan kita termasuk hambaNya yang dikabulkan do’anya untuk mendapatkan kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan terhindar dari api neraka.
Terimakasih untuk orangtua, murabbi, mentor, guru-guru, adik-adik, mutarabbi, saudara seiman dan teman-teman semua yang telah menjadi jalan untuk saya menerima cahaya Allah..semoga Allah mengampuni mereka dan memberikan keberkahan, kedudukan yang mulia dan berderajat tinggi dalam pandangan Allah.
Haris Yuniarsa
Enlighten Life