Ada dua orang pasien pria yang menderita sakit parah. Mereka dirawat di rumah sakit yang sama. Pria pertama diizinkan duduk di tempat tidurnya setiap sore selama satu jam. Tujuannya adalah agar cairan dari paru-parunya bisa dikeluarkan. Tempat tidurnya terletak di dekat satu-satunya jendela yang ada di kamar itu. Sedang pria yang kedua harus selalu berbaring dalam keadaan terlentang. Karena di antara dua tempat tidur ada dinding pemisah yang cukup tinggi, pria yang tidur terlentang tidak bisa melihat ke jendela.

Kedua orang pria tersebut sering mengobrol. Macam-macam hal yang mereka bicarakan. Dari mengenai istri, keluarga, rumah, pekerjaan, wajib militer sampai tempat-tempat yang dikunjungi saat liburan. Sore hari, saat pria yang menempati tempat tidur dekat jendela diizinkan duduk, dia bercerita ke teman sekamarnya. Ia melaporkan apa-apa yang dilihatnya di balik jendela.

Pria yang hanya bisa terlentang lama-kelamaan bisa menikmati cerita temannya. Selama satu jam sehari, cara pandangnya diperluas dan dihidupkan kembali dengan mendengarkan tentang kegiatan dan warna-warni dunia luar. Jendela itu menghadap ke sebuah taman. Di taman itu juga ada sebuah danau yang indah dengan bebek-bebek dan angsa-angsa yang berenang di atasnya. Anak-anak bermain dengan mainan kapal layarnya. Pasangan suami isteri yang sedang dimabuk asmara berjalan sambil bergandengan tangan di antara bunga-bunga yang berwarna-warni bagaikan warna pelangi. Beberapa pohon besar tumbuh di atas rerumputan. Pemandangan indah kota terlihat dari kejauhan.

Pria yang berada di dekat jendela menceritakan semua ini dengan amat rinci. Pria yang mendengarkan, menutup matanya sambil membayangkan pemandangan-pemandangan yang dituturkan rekannya. Di suatu hari yang cukup terik, pria yang menempati tempat tidur dekat jendela melaporkan tentang sebuah pawai yang lewat di sana. Pria yang kedua tidak bisa mendengar musik bandnya. Namun, dia bisa melihat mereka dengan mata batinnya. Ia seakan melihat badut-badut yang menari-nari, bendera yang berwarna-warni serta mobil dan kuda yang dihias.

Hari pun berlalu. Di dalam hati pria yang tidak bisa melihat ke jendela diam-diam timbul rasa iri atas cerita-cerita yang disampaikan oleh teman sekamarnya, karena dia ingin sekali melihat sendiri semua yang diceritakannya. Dia pun mulai membenci teman sekamarnya, karena dia ingin sekali melihat sendiri semua yang diceritakannya. Dia pun mulai membenci teman sekamarnya dan merasa frustasi. Dia juga ingin menempati tempat tidur di dekat jendela!

Pada suatu pagi seorang juru rawat masuk ke kamarnya. Pria yang ditempatkan di dekat jendela ditemukan meninggal dengan tenang pada saat tidur. Dengan rasa sedih dia memanggil pegawai rumah sakit untuk memindahkan jenazahnya.

Setelah dianggap tepat waktunya, pria yang masih dirawat menanyakan apakah dia bisa dipindahkan ke tempat tidur dekat jendela. Perawat tidak berkeberatan untuk memindahkannya dan setelah yakin pasiennya dalam posisi yang aman, dia meninggalkannya sendirian. Pelan-pelan, sambil menahan rasa sakit, dia berupaya mengangkat tubuhnya dengan satu siku lengannya untuk melihat pertama kalinya dunia di luar jendela. Ia pikir, akhirnya dia bisa juga menikmati kebahagiaan saat melihat taman di luar dan semua kegiatan yang ada. Dia berusaha untuk melongok..
Namun ia menjadi amat terkejut karena ternyata yang dilihatnya hanya dinding yang kosong. Dia segera memanggil suster dan bertanya, “Bagaimana teman sekamar saya bisa melihat semua yang diceritakannya kepada saya? Bagaimana dia bisa menceritakan kepada saya tentang segala keindahan sampai yang sekecil-kecilnya, padahal saya hanya melihat dinding batu bata yang kusam!”

Perawat itu menjawab, “Lho, memang Bapak tidak tahu? Mantan teman sekamar Bapak kan buta, jadi dinding pun tidak mungkin bisa dilihatnya.” Kemudian sang perawat menambahkan, “Mungkin dia hanya ingin membesarkan hati Bapak saja.”



Apakah Anda bisa merasakan emosi yang terkandung dalam cerita ini?
Apakah pernah terpikir oleh Anda untuk menukar posisi Anda dengan posisi orang lain
Karena merasa iri kepada orang tersebut. Apakah Anda pernah merasa demikian kecewa,
misalnya Anda menyangka sesuatu itu begitu indah, tetapi kenyataannya tidak seperti yang Anda bayangkan? Apakah Anda pernah diberi kata-kata pemberi semangat, tetapi Anda tidak pernah mau mensyukurinya?

Kalau hidup Anda terobsesi oleh segala yang dimiliki orang lain, maka Anda tidak merasakan indahnya hal-hal yang akan diberikan oleh orang lain kepada Anda.

Di zaman sekarang ini banyak sekali orang yang ingin memiliki apapun yang dimiliki orang lain. Ingin suami atau istri seperti yang dimiliki orang lain, ingin pekerjaan seperti pekerjaan orang lain, ingin penghargaan seperti yang telah diterima orang lain, ingin popularitas seperti yang diraih oleh orang lain, rumah yang dimiliki orang lain, posisi yang dimiliki oleh orang lain.

Sering pula mereka ingin hal-hal yang mereka anggap ada di dalam diri orang lain. Misalnya, kebahagiaan, rasa memiliki tujuan, kedamaian pikiran, rasa cinta dan kenyamanan. Yang sebenarnya adalah bahwa di setiap situasi pasti ada masalah, di setiap kehidupan pasti ada rintangan, di setiap hubungan pasti ada kesulitan, di setiap kesempatan pasti ada tantangan atau masalah yang berat. Pada dasarnya, pada setiap aspek yang positif selalu ada tandingannya yang bersifat negatif. Karena itu, tidak mungkin ada orang yang bebas dari masalah kehidupan.

Kalau begitu, bagaimana sikap kita dalam menghadapi hal ini?

# Jadilah orang yang PANDAI BERSYUKUR untuk apa yang SUDAH ANDA MILIKI saat ini.

# Bersikaplah POSITIF atas semua keadaan, karena KEBAHAGIAAN itu BUKAN DI LUAR DIRI tetapi ADA di DALAM DIR.

(Dari buku ‘Piano on the Beach’ karangan Jim Dornan. Disusun oleh Andhi Kusuma tanggal 11 januari 2010)

Terinspirasi oleh seorang ukhti yang sedang asik dengan rutinitasnya membuat cerpen... dan terinspirasi dari seorang bunda yang selalu tangguh untuk memenuhi semua kebutuhan anak-anaknya...semoga dalam setiap keburukan ada buah kebaikan yang dapat kita petik, aamiin

Hari masih tenang…kabut masih ingin menyelimuti mentari pagi nan hangat.. namun tak sedikit hamba Allah yang sudah mulai berkemas untuk merenda asa kehidupan. Begitu pula sosok Alma .
Perkenalkan, aku Alma seorang istri, ibunda dari seorang puteri kecil bernama Nisa dan pangeran kecil bernama Faqih, dan sebagai pelengkap aku adalah seorang tenaga kesehatan disalah satu Rumah Sakit Swasta. Dengan segala peran yang ku jalani hari-hari ku membahagiakan, semua berjalan aman, damai tanpa satu pun kendala. Hmmm…pernyataan itu tentunya hanya pikiran ku.. agar lebih objektif kan ku ceritakan sedikit perjalanan ku menempa rutinitas hari demi hari..

Pagi ini ku awali dengan membersihkan diri, bersujud mengadu dan bersyukur di subuhnya yang tentram… Alhamdulillah pikirku, pagi ini ku bangun dengan tubuh yang sehat dan siap untuk menunaikan segala aktifitas ku. Hafidz suami ku seusai mengimami shalat shubuh melanjutkan aktifitas murajahnya. Heningnya subuh menjadi syahdu menenangkan ketika mendengarkan suaranya mengkaji firman Allah SWT. Setelah itu ku bergegas kedapur, disana Mak’ Ida sudah lebih dulu beraktifitas. Mak’ Ida adalah perempuan tua yang bekerja membantu menyelesaikan pekerjaan rumah tangga ku sekaligus mengasuh kedua buah hati ku. Walau ada Mak’ Ida aku tetap terbiasa memasak sarapan pagi untuk kami semua, bagi ku suatu kebahagiaan dan wujud kasih sayang ku kepada suami dan kedua buah hati ku. Puas rasanya melihat mereka selalu lahap menghabiskan masakan ku. Setelah selesai menyiapkan sarapan lalu ku memasak air hangat untuk mandi suami, Nisa dan Faqih. Beranjak dari dapur ku siapkan pakaian Nisa dan Faqih untuk kesekolah. Si Cerdas Nisa sekarang berusia 8 tahun, duduk dikelas 3 SD, sedangkan Si Pengamat Faqih masih bersekolah TK, anak itu pendiam dan gemar menjadi pengamat. Pakaian kerja hafizh pun telah ku persiapkan.

Setelah ku anggap semua beres baru aku bergegas berganti pakaian dan berpamitan pada Hafizh untuk berangkat bekerja lebih dulu. Nisa dan Faqih biasanya kerap sedikit merengek minta diantar kesekolah. Kalau dipikir-pikir aku hampir tidak pernah menghantarkan mereka kesekolah. Namun rengekan mereka berhenti seketika ketika aku berkata “Bunda kalau mengantar Nisa dan Faqih bias dimarahin bos bunda nih…karena terlambat, memangnya anak bunda tega lihat bundanya dimarahi?” dan tak hanya berhenti merengek, tapi biasanya si Nisa berkata “Iya Bunda biar diantar ayah saja, hati-hati ya Bunda…” sambil tertunduk dan mereka pun mengecup ku… “ah dasar anak-anak pikirku”

Huufff….bunyi klakson mobil yang berkejar-kejaran tak sabar memekakkan telinga ku. Masih sepagi ini orang sudah tidak bersabar dan saling mengalah untuk memberi jalan. MACET…ya kondisi jalan yang sempit, kendaraan bermotor yang tumpah ruah dan keinginan untuk lebih dulu semakin membuat kemacetan merajalela menghantui kami. Kami? Ya…kami termasuk juga aku, semua ingin bergegas sampai ketempat tujuan. Kadang senyum simpul ku mengembang..dan berkata dalam hati “Alma..apa yang kau cari di pagi ini hingga terlampau bergegas meninggalkan kedamaian dirumah mu?” Aktualisasi diri, karir dan loyalitas ku yang menghantarkan ku dikemacetan pagi yang telah menjadi rutinitas. Dan hingga kini itu jawaban yang “smart” bagi ku. Dan Kemacetan inilah yang memaksa ku berangkat bekerja lebih dulu dari keluarga kecil ku. Hafizh berkali-kali memaksa ingin menghantarkan ku dengan si legam Terios milik kami. Namun tempat kerja kami tidak searah, dan rasanya aku sungguh tidak tega jika harus membiarkannya menghantarkan ku. Lagi pula aku bukan istri yang manja, aku wanita mandiri yang tidak bergantung dan menyusahkan orang yang kusayangi. “ya itu pikir ku saat itu, ku anggap pikiran manis, namun ternyata….” Nanti selesai ku bercerita kalian pembaca akan tahu akan nyatanya…

Ditempat ku bekerja aku memiliki jabatan sebagai Kepala Bagian Fetomaternal, jabatan yang gemilang untuk wanita seusia ku. Di usiaku 35 Tahun memiliki posisi seperti sekarang ini tentu bukan perkara mudah. Semua ku dapat dari hasil jerih payah ku, dari hasil loyalitas ku dan dari hasil kemauan keras ku untuk terus menimba ilmu, namun semua juga berkat dukungan suami ku tercinta dan kedua buah hatiku. Mereka sangat pengertian, Hafizh yang tak pernah protes ketika malam hari ku di telepon untuk segera operasi cito untuk pasien ku, Nisa yang selalu pengertian dan tidak mengganggu saat ku harus menyelesaikan tulisan ilmiah, Faqih yang tak pernah bermanja-manja untuk minta digendong saat hari libur ku harus ku pakai untuk mengisi seminar kesehatan. Ya Allah..betapa sempurnanya hidup ku..begitu selalu kata hati ku….alhamdulillah

Pukul 16.00 adalah waktu usai kerja ku, biasanya aku harus menunggu 30 menit untuk kedatangan Hafizh. Suami tersayang selalu menjemput ku sepulang bekerja, namun lagi-lagi kesempatan ini tak selalu terjadi. Karena justru aku kerap lembur karena operasi, atau suami ku yang lembur karena pekerjaannya, namun kami saling mengerti. Sebenarnya tak ada beda antara dijemput dengan tidak, karena diatas si legam Terios aku biasa tertidur lelap, meregangkan muskulus ku yang kaku setelah seharian beraktifitas…dan Hafizh tidak pernah protes untuk itu semua, dia begitu pengertian. Ketika pulang bersama biasanya kami sampai saat adzan Maghrib akan berkumandang. Nisa dan Faqih biasanya langsung berlari menghampiri dan memeluk kami.. Nisa yang selalu ceria biasanya segera berceloteh…dan benar saja hari ini Nisa semangat bercerita namun tanpa di ikuti si kecil Faqih “Bunda..bunda..hari ini nilai ku bagus-bagus, hari ini nisa memimpin paduan suara dikelas..dan bunda tahu enggak adik Faqih juara lomba mewarnai, tadi bunda enggak datang sih…padahal banyak bunda-bunda yang lain datang kesekolah” agak sedikit terkejut kali ini aku mendengar ceritanya, karena ada yang ku lupa, namun seperti biasa, aku akan memotong cerita semangat Nisa cantik ku dengan kata-kata “Nisa…bunda mau mandi n shalat Maghrib dulu…nanti saja ya ceritanya”

Ya..Allah aku lupa kalau hari ini disekolah Faqih ada perayaan Hari Ibu, dimana setiap ibu mendapat surat undangan buatan anak-anak mereka, dan akan ada hadiah-hadiah yang anak-anak persiapkan untuk ibu mereka. Namun ya sudahlah pikir ku, toh Faqih ku anak yang hebat dan pengertian, bahkan sekilas ku dengar dari cerita si Nisa kalau Faqih memenangkan lomba mewarnai. Dan ku yakin Mak’ Ida sudah menanganinya.

Usai Makan malam Mak’ Ida mengajak ku bicaran “Bu Alma…tadi seharian di sekolah Faqih menangis karena bingung kado yang sudah dia persiapkan untuk hari ibu harus diberikan kesiapa? Guru-gurunya tidak ada yang dapat menenangkannya. Tapi Alhamdulillah bu, Mba Nisa datang dan berhasil membujuk Faqih. Sekolah Nisa dan Faqih memang dalam satu institusi, jadi Nisa biasa ke TK adiknya Faqih. Lalu Mak’ Ida melanjutkan ceritanya, kali ini berupa laporan kalau sejak pulang sekolah Faqih tidak mau makan dan badannya sedikit demam. Oohh ya..batin ku, tadi Faqih tidak menyambut kepulangan kami seperti biasa, dia tidak tampak mengikuti Nisa… setelah usai mendengarkan yang Mak’ Ida sampaikan aku segera beranjak menuju kamar Faqih.

Sebelum ku memasuki kamar Faqih, ku dengar ada suara Nisa di dalam..tampaknya dia sedang bercerita untuk si adik Faqih..cukup jelas terdengar dan ini cerita pilu akan diriku yang pernah ku dengar. Berikut untaian kata-kata yang dari bibir Nisa ku. “Adek Faqih…ayo di minum susunya, sedikit aja..manis lho…coklatnya terasa banget…ayo kalau enggak habis nanti Kak Nisa bantuin… Faqih ayoo…diminum..kasihan kan ini Bunda lho yang beli susunya… Bunda kita kan cape kerja buat beli susu, mana bosnya galak, kalau terlambat aja katanya Bunda kita dimarahin…serem ya dek.. makanya Adek Faqih harus minum susunya… “ tak lama kemudian terdengar suara sedih Faqih menyahuti Kakaknya, “Faqih enggak punya bunda…tadi si Raka temen Faqih bilang…yang Bundanya enggak datang hari ini artinya enggak punya Bunda…terus kata si Raka bilang aja Faqih enggak punya Bunda, buktinya Raka enggak pernah lihat dan sekarang aja Faqih bingung mau kasih Kado hari Ibu kesiapa… padahal kan kita punya bunda ya Kak Nisa…hiks…hiks..”

Ya Rabb..tak tahan telingaku mendengarkan kedua kakak beradik itu saling berbagi… Dua Telinga ku selama ini ternyata tidak berfungsi dengan baik sebagai pendengar keluh kesah,harap pinta dan ratapan dari kedua buah hati ku… suara-suara kecil dibalik pintu ini telah mencabik dinding ego ku… Maafkan Bunda Nak..ucap hati ku…

Tak tahan mendengar dialog pilu itu berlanjut segera ku buka pintu yang sedikit terbuka… dan mereka terkejut… si Nisa yang tampak sedang membelai lembut kening Faqih dengan handuk basah Nisa mengompres kening Faqih… Tuhan….tangan kecil itu menggantikan belaian dari ku untuk adiknya… dan Aku… tak pernah melakukan itu. Nisa menampakkan gigi putihnya dalam senyum sambil berkata… “tuh kan bunda kita datang… Bunda..Bunda Adek Faqih lagi enggak mau minum susu nih… oh iya bunda Adek Faqih badannya panas… tadi Nisa mau kasih tau Bunda…tapi Nisa takut Bunda capek dan banyak tugas dari bos, hari ini bunda enggak telat jadi ennggak di marahin boskan? tadi pasien-pasien bunda pasti rame ya? Yaudah waktu Nisa demam Mak’ Ida pernah kasih handuk basah di kepala nisa eeeh…nisa sembuh, jadi nisa coba ke adek Faqih siapa tahu juga sembuh…” Nisa…Ceritanya, tanyanya yang tidak membutuhkan jawaban dari ku..begitu menghujam ku… aku yang penuh kasih dan sigap menangani pasien-pasien ku namun lalai menjaga anak-anak ku… tak terasa bulir air mata menetes, dan

Faqih melihat air mataku… baru ku sadari jarang ku dengar suaranya untuk ku…namun kali ini melihat air mata ku mengalir … Faqih kecil ku segera duduk dan mengambil segelas susu yang tadi Nisa hendak berikan padanya… setelah dihabiskannya segelas susu buatan Mak' Ida, Faqih kecil mengusap air mata ku dan berkata… Bunda jangan nangis…kenapa tadi Bunda terlambat ya? Dimarahin bos ya? Jadinya bos larang Bunda ke sekolah Faqih ya? Enggak apa-apa kok bunda… nanti tapi kalau bos Bunda lagi enggak galak, Bunda tolong bilang ke Raka ya, kalau Faqih punya bunda… oh ya Bunda ini hadiah dari Faqih untuk Bunda... di berikannya tulisan tangan dan gambar warna warni bertuliskan "I Love You Mommy" dalam diam ku...masih kudengar kalimat pintanya... Kapan-kapan bilang ke Raka ya Bunda...kalo Faqih punya Bunda.....

Detik ini semua rasa dan pikir tak lagi menganggap hidup ku penuh kesempurnaan.. Suamiku adalah suami terbaik untuk ku… anak-anak ku sosok sempurna milik ku… semua yang ada mengelilingi ku begitu sempurna, namun ternyata diri ku yang membuatnya menjadi tidak sempurna… Aku selalu berharap pengertian dari mereka namun tak sedikit pun ku berikan rasa pengertian ku pada mereka… Ku Pikir apa yang selema ini telah ku berikan adalah yang terbaik... ku pikir dengan memenuhi segala kebutuhan fisik mereka sudah lebih dari cukup... ku pikir semua laku ku sudah menyenangkan hati mereka... tidak...sama sekali aku belum melakukan tugas ku sebagai seorang bunda....

Nak..Maafkan Bunda… Maafkan Bunda yang ada namun seolah tiada.. Maafkan bunda Nak…

-----------------------------------------------------------000-------------------------------------------------------------

judul aslinya: hiks engga punya bunda
diambil dari: http://myquran.com/forum/showthread.php/3639-Hiks-enggak-punya-Bunda

hiks.hiks... sangat menyentuh T.T
how about u?!

Seorang remaja pria bertanya kepada ibunya,
“Ibu ceritakan kepadaku tentang ikhwan sejati?”
Sang Ibu tersenyum dan menjawab,
“Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari baunya yang kekar
Tetapi dari kasih sayangnya pada orang sekitar.
Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari suaranya yang lantang
Tetapi dari kelembutannya mengatakan kebenaran.
Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari jumlah sahabat di sekitarnya
Tetapi dari sikap bersahabatnya pada generasi muda bangsa.
Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari bagaimana dia dihomati di tempat kerja
Tetapi bagaimana dia dihormati di dalam rumah.
Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari kerasnya pukulan
Tetapi dari sikap bijaknya memahami persoalan.
Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari dadanya yang bidang
Tatapi dari hati yang ada di balik itu.
Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari banyaknya akhwat yang memuja
Tetapi dari komitmennya terhadap akhwat yang dicintainya.
Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari jumlah barbel yang dibebankan
Tetapi dari tabahnya dia menjalakan liku kehidupan.
Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari kerasnya dia membaca Al Quran
Tetapi dari konsistensinya manjalankan apa yang dia baca.”
Setelah itu dia kembali bertanya,
“Siapakah yang dapat memenuhi kriteria seperti itu, Ibu?”
Sang ibu memberinya buku dan berkata,
“Pelajari tentang dia.”
Ia pun mengambil sebuah buku

MUHAMMAD, judul yang tertulis di buku itu.
Seorang gadis kecil bertanya pada ayahnya, “Abi ceritakan padaku tentang akhwat sejati?”

Sang ayah pun menoleh sambil kemudian tersenyum.
Anakku…


Seorang akhwat sejati bukanlah dilihat dari kecantikan paras wajahnya, tetapi dilihat dari kecantikan hati yang ada di baliknya. Akhwat sejati bukan dilihat dari bentuk tubuhnya yang mempesona, tetapi dilihat dari sejauh mana ia menutupi bentuk tubuhnya.

Akhwat sejati bukan dilihat dari begitu banyaknya kebaikan yang ia berikan tetapi dari, keikhlasan ia memberikan kebaikan itu.


Akhwat sejati bukan dilihat dari seberapa indah lantunan suaranya, tetapi dilihat dari apa yang sering mulutnya bicarakan.

Akhwat sejati bukan dilihat dari keahliannya berbahasa, tetapi dilihat dari bagaimana caranya ia berbicara.

Sang ayah diam sejenak sembari melihat ke arah putrinya.“Lantas apa lagi Abi?” sahut putrinya.

Ketahuilah putriku…
Akhwat sejati bukan dilihat dari keberaniannya dalam berpakaian tetapi dilihat dari sejauh mana ia berani mempertahankan kehormatannya.

Akhwat sejati bukan dilihat dari kekhawatirannya digoda orang di jalan, tetapi dilihat dari kekhawatiran dirinyalah yang mengundang orang jadi tergoda.

Akhwat sejati bukanlah dilihat dari seberapa banyak dan besarnya ujian yang ia jalani, tetapi dilihat dari sejauhmana ia menghadapi ujian itu dengan penuh rasa syukur.

Dan ingatlah…
Akhwat sejati bukan dilihat dari sifat supelnya dalam bergaul, tetapi dilihat dari sejauhmana ia bisa menjaga kehormatan dirinya dalam bergaul.Setelah itu sang anak kembali bertanya,

“Siapakah yang dapat menjadi kriteria seperti itu, Abi?” Sang ayah memberikannya sebuah buku dan berkata, “Pelajarilah mereka!”

Sang anakpun mengambil buku itu dan terlihatlah sebuah tulisan “Istri Rasulullah”. (Muslimah Sholihah)
Ya Allah,
Engkau mengetahui bahwa hati-hati ini telah berhimpun dalam cinta padaMu,
telah berjumpa dalam taat padaMu,
telah bersatu dalam dakwah padaMu,
telah berpadu dalam membela syari’atMu.
Kukuhkanlah, ya Allah, ikatannya.
Kekalkanlah cintanya. Tunjukilah jalan-jalannya.
Penuhilah hati-hati ini dengan nur cahayaMu yang tiada pernah pudar.
Lapangkanlah dada-dada kami dengan limpahan keimanan kepadaMu dan
keindahan bertawakkal kepadaMu.
Nyalakanlah hati kami dengan berma’rifat padaMu.
Matikanlah kami dalam syahid di jalanMu.
Sesungguhnya Engkaulah sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong. Ya Allah. Amin. Sampaikanlah kesejahteraan, ya Allah, pada junjungan kami, Muhammad, keluarga dan sahabat-sahabatnya dan limpahkanlah kepada mereka keselamatan.
Ingatkah kita..ketika BLT diturunkan begitu banyak orang yg berdesak-desakan bahkan sampai pingsan hanya untuk mendapatkan uang secara cuma-cuma. Atau peristiwa lain ketika zakat dibagikan di media sempat diceritakan sampai ada yg terluka dan terseret hanya karena berharap bagian zakat yang mereka rasa ‘layak’ mendapatkannya.
Padahal itu hanya rezeki yang Allah turunkan lewat makhluknya.. bukankah jikalau ingin mendapatkan air kita tidak hanya mencari keran yang memancarkan air, tapi juga sumber airnya..maka bukankah selayaknya kita tidak hanya berusaha mendapatkan rezeki dari perantaranya, namun juga mendekati sumbernya yaitu Allah SWT.

Begitu sulit hidup kita, terjadi karena kita melupakan Allah sebagai Dzat yang akan menyelesaikan seluruh persoalan hidup mati kita. Pada bulan ramadhan Allah memberikan karunia satu malam yang sangat bernilai dan memiliki momentum untuk mengubah hidup kita...yaitu Lailatul Qadr. Tapi kita lihat berapa banyak masjid penuh untuk itikaf mencari keutamaan Allah jika dibandingkan ketika shalat jumat (meskipun Alhamdulillah masjid masih penuh jika shalat jumat dilaksanakan). Karena kita tidak tahu harganya...padahal Allah sudah memberikan waktunya untuk kita, berarti salah siapa yang jika kita tidak mendapatkan manfaatnya? Astaghfirullah,berbeda sekali dengan BLT atau bagi-bagi zakat ya..

Dan Allah masih memberikan kita nafas...hingga saat ini, bisa jadi kita artikan Allah masih memberikan kesempatan kita untuk kembali kepadaNya...apakah anda yang sudah berjibaku mengejar lailatul qadr ataupun anda yang sudah terlambat untuk mengejar malam yang bernilai lebih dari seribu bulan tersebut.
Jangan sampai terlambat lagi...
Banyak orang yang menganggap ketika selesai ramadhan wajar jika ibadah makin sulit, khan syetan sudah tidak dibelenggu.
Banyak orang yang menganggap wajar keimanan kita turun...khan keimanan kita naik dan turun..sekarang lagi turun karena khan dah syawal dan seterusnya
Banyak orang yang menunda membayar shaum soalnya males, kalo di bulan ramadhan khan orang lain juga pada shaum
Banyak orang yang kembali jadi pemarah..wajar khan ramadhan udahan
Banyak orang yang sudah tidak menjaga tilawahnya lagi..wajar khan cape di bulan ramadhan kemarin
Banyak orang yang mulai makan berlebihan..wajar balas dendam khan bulan ramadhan susah makan

Begitu banyak hal yang kita anggap wajar dalam hidup ini, namun tanpa kita sadari itu hanya membuat kita semakin lemah karena semakin jauh dari Allah.
Bukankah kita ingin do’a-do’a kita tetap dikabulkan, Masalah-masalah kita dimudahkan untuk diselesaikan, Memiliki kebahagiaan dan ketentraman hidup...
Inginkah kita dalam keadaan keimanan itu turun, kemudian Allah cabut kita dari dunia ini dan kita meninggal dalam keadaan yang buruk.
Inginkah kita dalam keadaan tamak dan melupakan Allah, kemudian Allah cabut kita dari dunia ini dan meninggal dalam keadaan yang buruk.

“Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.” (Al-araf 179)

Atau dalam ayat lain Allah berfirman :
1) …kebanyakan manusia tidak bersyukur (2 : 243)
2) …dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik (2 :110)
3) …dan sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik (5:50)
4) …sedang kebanyakan di antara kamu benar-benar orang yang fasik (5:59)
5) …Kebanyakan dari mereka buta dan tuli (lagi) (5:71)
Sumber tambahan :
http://usahadinar.com/blog/1-insight/51-golongan-sedikit-yang-menang-golongan-
kebanyakan-yang.pdf

Prinsip #1:
Ketika kita melakukan apa yang orang banyak lakukan, maka masa depan kita seringkali sama dengan kebanyakan orang itu

mungkin kita bisa mulai berfikir untuk tidak menjadi orang rata-rata. Jika saja anda tetap ingin menjadi orang rata-rata, ikutlah rata-rata orang yang masa depannya memang anda inginkan.

Dikisahkan seseorang sedang thawaf di masjidil haram, kemudian dia berjalan sambil terus berdo’a
“Allahummaj ‘alni minal qalil” (Ya Allah golongkanlah kami kedalam golongan yang sedikit)
Setiap do’a-do’anya dia selalu berdo’a yang serupa..kemudian didengarlah oleh Umar bin Khatab ra. Dan dipanggilah orang tersebut, lalu ditanya oleh umar: “wahai abdullah kenapa engkau berdo’a seperti itu?”, orang ini menjawab : “bukankah Allah berfirman bahwa hanya sedikit orang-orang yang bersyukur itu, dan aku berharap aku termasuk golongan yang sedikit itu”
Maka jika banyak orang muslim yang merasa wajar ketika setelah bulan ramadhan amalan atau merasa semakin sulit merasakan kelezatan iman...marilah kita menjadi manusia yang tidak wajar dengan meningkatkan amalan dan dengan usaha kita yang sungguh-sungguh, InsyaAllah melahirkan kelezatan iman yang bahkan lebih indah daripada ketika bulan ramadhan, karena kita makhluk yang berbeda keimanannya.
”Tidaklah sama antara mukmin yang duduk (yang tidak ikut berperang) yang tidak mempunyai 'uzur dengan orang-orang yang berjihad di jalan Allah dengan harta mereka dan jiwanya. Allah melebihkan orang-orang yang berjihad dengan harta dan jiwanya atas orang-orang yang duduk satu derajat. Kepada masing-masing mereka Allah menjanjikan pahala yang baik (surga) dan Allah melebihkan orang-orang yang berjihad atas orang yang duduk dengan pahala yang besar” An-Nisa : 95
Apakah ketika orang rata-rata masuk neraka, anda berharap nasibnya menjadi orang rata-rata tersebut? Tidak usah anda jawab, lihat saja amalan anda samakah dengan orang rata-rata...ini bukan masalah anda ingin atau tidak masuk neraka namun ini masalah apakah tindakan kita menjerumuskan pada neraka atau tidak.
------

Pertanyaan berikutnya...tapi khan lebih berat melaksanakan amalan-amalan setelah bulan ramadhan selesai...
hanya keindahan yang terlihat dari pancaranNya

Bukankah setiap amalan itu dinilai dari kesulitannya kita mengerjakan, apakah sadaqah sebesar 1000 rupiah merupakan amalan yang besar atau yang kecil? Jika saja seseorang itu hanya memiliki penghasilan 10rb per bulannya, maka bisa jadi sadaqahnya itu bernilai sangat besar di sisi Allah, tapi jika penghasilannya 1 M / bulan, maka bisa jadi pahala sadaqahnya menjadi sangat kecil. Bukankah Allah maha adil.
Ketika bulan ramadhan kita dilipat gandakan pahalanya karena janji Allah dalam wahyu yang disampaikan kepada Rasul saw. Lalu bukankah ketika setelah bulan ramadhan kita mendapat pahala karena janji Allah akan selalu memberikan balasan yang terbaik sesuai tingkat kesulitan hambaNya melakukan amal.
”Dan apabila diturunkan suatu surat (yang memerintahkan kepada orang munafik itu): "Berimanlah kamu kepada Allah dan berjihadlah beserta Rasul-Nya", niscaya orang-orang yang sanggup di antara mereka meminta izin kepadamu (untuk tidak berjihad) dan mereka berkata: "Biarkanlah kami berada bersama orang-orang yang duduk” At-Taubah : 86

Dan kita harus ingat, bukankah ketika kita menyatakan diri kita beriman... akan ada peristiwa yang menguji keimanan kita
”Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi?” (Al-Ankabut : 2)
boleh jadi 11 bulan di setelah bulan ramadhan ini adalah salah satu bentuk ujian itu, mau menjalani ujiannya atau menghindarinya.

Prinsip #2:
Setiap jalan memilih tujuannya sendiri.

Jalan kemudahan mengikuti kemalasan, akan mendatangkan kekurangan iman.
Jalan kesulitan melaksanakan amal, akan mendatangkan kelezatan iman.
Jalan bersantai-santai akan persiapan negeri akhirat, akan mendatangkan kemurkaanNya
Jalan bersunggung-sungguh mencari keridhaan Allah, akan mendatangkan hidayahNya
-----

Sadarilah bahwa apapun keadaannya kita tetap bisa memilih yang terbaik dalam hidup kita, terlepas dari ini bulan ramadhan atau bukan bulan ramadhan.
Prinsip #3:
Bukan masalah kemana angin berhembus, tapi akan kemana kapal anda arahkan

“Siapa saja yang memusuhi kekasihKu, maka Aku nyatakan perang kepadanya. Sesuatu yang paling Aku sukai dari yang dikerjakan hambaKu untuk mendekatkan diri kepadaKu, yaitu apabila ia mengerjakan apa yang telah aku wajibkan kepadanya. Seseorang itu senantiasa mendekatkan diri kepadaKu dengan mengerjakan amalan-amalan nawafil (sunnah/tambahan), sehingga Aku mencintainya. Apabila aku mencintainya, maka Aku merupakan pendengaran yang ia pergunakan untuk mendengar, Aku merupakan penglihatan yang ia pergunakan untuk melihat, Aku merupakan tangan yang ia pergunakan untuk menyerang dan Aku merupakan kaki yang ia pergunakan untuk berjalan. Seandainya ia memohon kepadaKu, niscaya Aku akan mengabulkannya, seandainya ia berlindung diri kepadaKu, niscaya aku melilndunginya” (HR. Bukhari)

terjemah RiyadhusShalihin 1 Bab Tanda Kecintaan Allah terhadap hambanya.


Mulailah sekarang untuk kembali melakukan amalan-amalan wajib dengan lebih bersungguh-sungguh...
Mungkin bisa diperbaiki wudlunya ketika mau shalat wajib
Mungkin bersegera ketika mendengar adzan
Mungkin bersegera beristighfar yang banyak dan khusu mengingat dan menyesali dosa-dosa kita dan berharap Allah membersikan kita

Mulailah sekarang untuk kembali melakukan amalan-amalan sunnah dengan lebih baik dan lebih banyak
Mungkin dengan membaca doa dan basmallah dalam setiap kegiatan kita
Mungkin dengan melakukan shalat sunnah rawatib
Mungkin dengan menambah sadaqah
Mungkin dengan melakukan Qiyamu Lail seperti ketika ramadhan
Mungkin dengan melakukan tilawah
Mungkin dengan melakukan shaum sunnah
Mungkin dengan melakukan dzikir lebih banyak
Mungkin dengan senantiasa menjaga wudlu di setiap saat seperti amalan Bilal ra. yang terompahnya sudah ada di syurga.

Mulailah karena jika kita tidak memulainya mungkin itulah yang membuat hidup kita susah,
Ketika Allah tidak bersama kita itulah yang namanya kesulitan.
Karena tidak ada yang tidak mungkin bagi Allah
”Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: "Jadilah!" maka terjadilah ia” Yaasiin : 82
Janganlah kita menjadi Tuhan lalu dengannya kita mengatakan tidak mungkin (Astaghfirullah), dan janganlah juga berputus asa dari rahmat kasih sayang Allah, karena tidak ada yang tidak mungkin bagiNya...hanya apakah kita layak untuk dikabulkan doanya oleh Allah.
Maka ingatlah ketika kita mulai mengurangi amalan-amalan kita, sesungguhnya artinya kita sedang tidak ingin doa kita dikabulkan oleh Allah.
Ingatlah ini bukan masalah anda ingin atau tidak masuk dikabulkan doa oleh Allah namun ini masalah apakah tindakan kita membuat kita diridhaiNya atau tidak.

Bertindaklah dan buatlah kembali resolusi baru di hari ini, semoga niat kita yang sungguh-sungguh sudah dinilai satu pahala di sisi Allah...dan Allah lipat gandakan pahalanya pada waktunya kita melaksanakannya dan meng-istiqamah-kannya.

Jika anda mulai lemah dan kesulitan untuk menjaga amalan 11 bulan setelah bulan ramadhan.. tetaplah kembali ke komunitas anda. (apakah itu majelis ta’lim, halaqah, organisasi, mentoring...) apapun yang membuat anda bisa melihat kebesaran Allah, mendengarkan keagungan Allah dan merasakan kasih sayang Allah.

“Allahummaj ‘alni minal qalil”
semoga kita selalu digolongkan sebagai golongan yang sedikit, golongan yang senantiasa sadar bahwa nikmat Allah begitu banyak untuk kita perlu syukuri satu-per-satu. Dan kita termasuk hambaNya yang dikabulkan do’anya untuk mendapatkan kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan terhindar dari api neraka.

Terimakasih untuk orangtua, murabbi, mentor, guru-guru, adik-adik, mutarabbi, saudara seiman dan teman-teman semua yang telah menjadi jalan untuk saya menerima cahaya Allah..semoga Allah mengampuni mereka dan memberikan keberkahan, kedudukan yang mulia dan berderajat tinggi dalam pandangan Allah.

Haris Yuniarsa
Enlighten Life

4 u sist

3:44 PM | 0 Comments

Bagai bintang dan segala kebebasan di angkasa
Bagai cerita tentang rasa surga
Kita bersama

Aneka warna hiasi alur algoritma kehidupan
Terik dan sejuk adalah biasa

Kalianlah sahabat-sahabatku, penyejuk bagi jiwa
Senantiasa mendengar saat kumengeluh, padahal kalianpun sedang berada dalam peluh
Senantiasa membelai saat kukecewa, padahal kalianpun tengah ada dalam gelisah

Kalianlah sahabat-sahabatku, hadiah indah dari syurga
Penuntun saat terbuta
Payung saat hujan dan terik
Penerang saat berjalan dalam lorong gelap
Penunjuk saat tersesat
Penegur saat terlena
Pendengar setia saat bercerita tentang segala
Pengangkat saat terpuruk
Ku…

Kalianlah sahabat-sahabatku, keajaiban yang sempurna
Menjadi mata air
Menjadi buku diary
Menjadi motivator
Menjadi boneka
Menjadi guru
Menjadi saudara
Menjadi mata-mata
Ku…

Kalianlah sahabat-sahabatku, keindahan dalam hidup
Warna-warna agung sang pelukis yang dicoretkan dalam lembar hidupku
Komposisi lagu gubahan sang penyanyi yang mengisi semua relung di ragaku
Untaian kata terangkai sang penyair yang menyejukkan rasa panas hatiku

Pernah kita sama-sama tak sejalan
Dan untuk sesaat aku menjadi begitu membencimu
Lalu dengan segera, segala menjadi lebih sempurna
Dan kita tetap bersama

Entah apa jadinya hidupku tanda canda tawa kalian
Takkan ada nada lagu bagi ragaku
Entah apa jadinya hidupku tanpa celotek riang kalian
Takkan ada penyejuk untuk jiwaku

Sahabat, kuyakini inilah takdir
Allah yang telah mempertemukan dan mengenalkan aku pada kalian
Menghujamkan di hati-hati kita rasa saling sayang

Dalam banyak waktu yang telah kulewati bersama kalian
Dalam banyak kisah yang telah kualami bersama kalian
Dalam banyak khayalan yang tercipta bersama kalian
Dan mimpi-mimpi yang terinspirasi dari kalian
Sungguh kutelah mendapat banyak hal

Ah, sahabat-sahabatku…
Tak selamanya hidup ini indah, kita tahu itu
Terkadang ada yang datang, dan ada yang pergi
Terkadang hidup begitu membahagiakan, terkadang juga begitu menyakitkan
Terkadang aku menjauh dari kalian
Terkadang kalian menjauh dariku
Tapi itulah hidup, kawan…
Dan begitulah kehidupan
Dunia kadang sangat bersahabat
Tak jarang pula kehidupan menjadi begitu pelik
Begitu pula dengan persahabatan
Persahabatan kita…

Aku telah mencoba untuk selalu tampil sempurna
Menjadi sahabat sesungguhnya bagi kalian
Namun harus ku akui, tak jarang kutemui kegagalan
Hingga aku menjadi begitu menakutkan

Aku telah mencoba untuk selalu tersenyum, membahagiakan kalian
Namun aku menyadari kesalahan
Tak jarang aku menjadi begitu angkuh dan egois
Menyakitkan hati kalian

Sesosok manusia dalam wujud aku
Yang tengah mencari lokasi kedewasaan
Terkadang begitu terpuruk dan menyudutkan kalian

Kekurangdewasaanku, dan segala keterbatasan di diriku
Kebodohanku, dan segala kekhilafanku
Seringkali menjadi jalan buntu persahabatan

Namun, lagi-lagi anugerah Allah begitu indah
Kalian kembali tampil sebagai jembatan kebahagiaan
Penuntun ke arah kedewasaan
Menyadarkanku dari segala khilaf
Dan kembali membuatku tersenyum menatap diri sendiri
Ah, kalianlah sahabat-sahabatku, jembatan cinta hidup ini

Dan kini, saat ini, satu bagian dari episode hidup telah ku lalui
Kulalui bersama kalian
Satu jalan baru terbentang di depan
Jalan yang semakin penuh dengan halang rintang dengan satu titik terang
Mungkin kita akan bercerai-berai
Entah bagaimana kelak hidupku tanpa kalian
Namun, aku ingin pastikan, jika kalianlah sahabat-sahabat terbaik yang pernah ku miliki

Entah bagaimana ku harus berucap terimakasih
Membalas segala yang telah kita lalui bersama
Membalas segala keindahan hidup

Yang kuraih hari ini adalah berasal dari cinta kalian
Yang kupeluk hari ini adalah berasal dari semangat kalian
Yang kurengkuh hari ini adalah berasal dari senyum hangat kalian
Dan semangatku hari ini adalah berasal dari tawa membahagiakan dari kalian

Sahabat-sahabatku,
Mungkin mentari kita berbeda
Jalan tertujupun tak sama
Arti keindahan pada diri-diri kita pun tidak serupa

Dan untuk saat nanti yang tak pernah kita pikirkan
Mari jalani saja apa yang ada
Tak usah pedulikan segala
Mari jadikan kisah kita kenangan terindah di saat tua

Dan untuk masa depan yang tak pernah mampu kita ramalkan
Dengan segala pertanyaan tentang masa-masa yang telah kita lalui
Lihat saja segalanya dengan hati, dan pastikan segalanya akan menjadi indah

Jika tak ada kenangan indah yang mampu kuberikan untuk masa depan
Ambillah sebait puisi ini, selipkan dalam hatimu...

Sempatkanlah untuk memimpikan aku saat kau tidur
Selayaknya aku yang selalu memohon untuk dapat melihatmu dalam mimpi

Dan jawablah segala pertanyaan tentang masa depan dengan doa
Kirimkan doa dan akan ku dengarkan dengan hati

Terimakasih sahabatku,
Terimakasih atas segala
Jikalah derita akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
mengapa mesti dijalani dengan sepedih rasa,
sedang ketegaran akan lebih dikenang nanti.

Jikalah kesedihan akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
mengapa tidak dinikmati saja,
sedang ratap tangis tidak akan mengubah apa-apa.

Jikalah luka kecewa akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
mengapa mesti dibiarkan meracuni jiwa,
sedang ketabahan dan kesabaran adalah lebih utama.

Jikalah benci dan marah akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
mengapa mesti diumbar sepuas rasa,
sedang menahan diri adalah lebih berpahala.

Jikalah kesalahan akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
mengapa mesti tenggelam di dalamnya,
sedang tobat itu lebih utama.

Jikalah harta akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
mengapa mesti ingin dikukuhi sendiri,
sedang kedermawanan justru akan melipatgandakannya.

Jikalah kepandaian akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
mengapa mesti membusung dada,
sedang dengannya manusia diminta memimpin dunia.

Jikalah cinta akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
mengapa mesti ingin memiliki dan selalu bersama,
sedang memberi akan lebih banyak memiliki arti.

Jikalah bahagia akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
mengapa mesti dirasakan sendiri,
sedang berbagi akan membuatnya lebih bermakna.

Jikalah hidup akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
mengapa mesti diisi dengan kesia-siaan belaka,
sedang begitu banyak kebaikan bisa dicipta.


@ untuk kalian yang sedang merasakan penderitaan, kesedihan, kekecewaan, penyesalan, kegagalan. Ayo saudari-saudariku bangkitlah, tersenyumlah, mengapa kita biarkan diri tenggelam, sedangkan ia akan menjadi masa lalu pada akhirnya.... ^_^v

Semangat.... Laa tahzan, Innallaha ma'anaa


diambil dari buku "Karena Aku Begitu Cantik, catatan harian seorang muslimah"
_Azimah Rahayu_
Ternyata dunia ini indah karena ukhuwah
Ada sapa dalam duka
Ada doa dalam ktakutan
Ada maaf dalam tiap khilaf
dan
Ada taujih dalam stiap perbaikan diri…

Kalau kita mau menekan ego sedikit saja.........
Berpikir lebih jernih dan berhati lebih lapang.........
Kita akan sadar bahwa ukhuwah itu ada..
Sepi yang kita rasa...........
Kesendirian yang kerap menyapa, mungkin hanya karena kita terlalu menarik segala sesuatunya ke dalam diri kita sendiri..
Padahal manisnya ukhuwah bisa kita rasakan kalau kita mau memulai..............

Memulai husnudzon pada saudara kita
Memulai tersenyum pada saudara kita
Memulai menyapa dan mengucap salam pada saudara kita
Memulai mendengarkan saudara kita
Memulai meringankan beban-bebanya
Memulai dan memulai merajut ukhuwah

Karena itu berarti diri kita sudah bertambah dewasa. Kalo kata Bu Kasiyah, deal with yourself first, then deal with others. Jika diri sendiri sudah “beres”, tentu tidak sulit untuk mulai “memperhatikan” orang lain. Kata Aa’ Gym, orang yang tinggi harga dirinya tidak akan minta orang lain menghargainya, justru ia akan menghargai orang lain. Bukankah teko yang penuh air akan bisa memberikan airnya sedangkan yang kosong selalu minta diisi?

“Mereka “melampaui” diri sendiri dan mulai bekerja pada “domain orang lain”. Mereka tidak mempertanyakan perlakuan orang lain kepada diri mereka. Mereka justru mempertanyakan perlakuan mereka sendiri kepada orang lain. Karena mereka “sudah selesai” dengan diri mereka sendiri”
(Anis Matta, “Riak Jiwa Sang Manusia”, dalam Tarbawi Edisi Spesial 2006)

diambil dari http://henings.wordpress.com/2008/06/24/ukhuwah-itu-ada/ dengan sedikit penyesuaian ^^"
Adakalanya orang yang bisa melihat keliru tujuannya,
Sedangkan yang buta tepat petunjuknya.
Semoga Allah SWT selalu menuntunmu dalam hari-harimu.

Adakalanya obat itu menjadi penyakit,dan penyakit menjadi obat.
Atasilah kerisauan hatimu dengan kerja keras, kesabaran dan keyakinan.
Hanya pada kasih sayang Allah sebagai bekal kehidupan dunia dan akherat.

Adakalanya keluarga yang dekat itu lebih jauh dari yang jauh,
Dan orang lain yang jauh lebih dekat dari keluarga yang dekat.
Sebaiknya, sebelum kau membangun rumah carilah lebih dulu tetangga yang baik,
Yang dapat membawa keberkahan bagi keluargamu.
Bergaullah dengan orang orang baik,
Maka kau akan menjadi salah satu dari mereka.

Adakalanya yang sedikit lebih berkah dan lebih bermanfaat dari yang banyak,
Jika dengan yang sedikit kita bersyukur,maka Allah akan menambah dengan nikmat-NYA lebih banyak.

Adakalanya patah harapan itu berarti berhasil,
Jika yang diinginkan itu berbahaya.
Tidak semua kesempatan dapat dicapai, pergunakanlah kesempatan baik
sebelum itu menjadi rintangan.
Sebaik-baik pengalaman adalah yang senantiasa menjadi peringatan bagimu.

Adakalanya kau mendapat nasehat dari orang yang tidak pantas menasehatimu
Karena yang kau temui justru penjerumus,
Maka dari itu jangan sampai usahanya untuk berbuat buruk...
Lebih kuat daripada usahamu untuk berbuat baik...
Seringkali aku berkata,
Ketika semua orang memuji milikku
Bahwa sesungguhnya ini hanyalah titipan
Bahwa mobilku hanyalah titipan-Nya
Bahwa rumahku hanyalah titipan-Nya
Bahwa hartaku hanyalah titipan-Nya
Bahwa putraku hanyalah titipan-Nya

Tetapi, mengapa aku tak pernah bertanya: mengapa Dia menitipkan padaku ???
Untuk apa Dia menitipkan ini padaku ???
Dan kalau bukan milikku, apa yang harus kulakukan untuk milik-Nya itu ???
Adakah aku memiliki hak atas sesuatu yang bukan milikku ?
Mengapa hatiku justru terasa berat, ketika titipan itu diminta kembali
oleh-Nya ?

Ketika diminta kembali, kusebut itu sebagai musibah
Kusebut itu sebagai ujian, kusebut itu sebagai petaka
Kusebut itu sebagai panggilan apa saja untuk melukiskan kalau itu adalah derita

Ketika aku berdoa, kuminta titipan yang cocok dengan hawa nafsuku
Aku ingin lebih banyak harta, ingin lebih banyak mobil, lebih banyak
popularitas, dan kutolak sakit, kutolak kemiskinan, seolah semua "derita" adalah hukum bagiku

Seolah keadilan dan kasih-Nya harus berjalan seperti matematika:
aku rajin beribadah, maka selayaknyalah derita menjauh dariku, dan nikmat dunia kerap menghampiriku.

Kuperlakukan Dia seolah mitra dagang, dan bukan kekasih
Kuminta Dia membalas "perlakuan baikku", dan menolak keputusan-Nya yang tak sesuai keinginanku
Gusti, padahal tiap hari kuucapkan, hidup dan matiku hanya untuk beribadah.
"Ketika langit dan bumi bersatu, bencana dan keberuntungan sama saja".....

By WS RENDRA....

astaghfirullah T_T
Hari ini aku membersihkan almari ummi yang usang itu. Berkali-kali aku bilang pada ummi untuk membuangnya saja, sebab almari itu sudah tak sedap di pandang mata. lagian juga, aku sudah membelikan almari baru untuk mengganti almari pakaian ummi dengan ukiran kayu yang lebih bagus. Tapi ummi bersikukuh untuk mempertahankan almarinya.
“ini lemari zamannya ummi masih muda. Barang pertama yang di belikan Abimu waktu pertama menikah.” Jawab Umi bernostalgia. Yah, aku jadi tidak tega membuang kanangan Ummi ini, walau setiap kali melihatnya aku jadi ingin memindahkannya. Tak apik dengan gaya kamar Abi dan Ummi yang baru aku rombak beberapa hari lalu.

Ummi dan Abi sedang tidak ada di rumah untuk dua minggu, pergi menjenguk Ali di Cilacap. Ini saatnya aku membersihkan lemari Ummi. Sebagai seorang arsitek dan ahli tata ruang, aku ingin menyulap setiap sudut rumah ini menjadi indah dan nyaman-termasuk menserasikan barang-barang-. Sudah lama aku tidak membersihkan rumah, mungkin empat tahun sudah saat aku berangkat sekolah ke Jepang. Sekarang aku ingin memberi kado kecil pada Ummi, mensulap kamarnya menjadi lebih indah.

Aku mengeluarkan baju-baju Ummi dari lemari. Gamis, kebaya, dan Tapis lama terbungkus rapi di gantungannya. Mataku menangkap sebuah amplop berwarna biru muda yang lembut dengan pita berbentuk bunga terjepit di sudut lemari. Ku buka amplop itu. Sebuah surat…

Surat untuk buah hatiku

Sayangku…
Tak akan ku sangsikan, engkaulah nantinya separuh dari nyawaku.
Kau yang akan jadi pelipur lara dan do’a-do’a di setiap malam panjangku.
Kan ku habiskan air mataku untuk memohon kebaikan untukmu, agar kelak kau jadi soleh/soleha.
Siapapun namamu nanti, kaulah buah hatiku.
Tak usah kau pikirkan apakah namamu akan terdengar indah.
Yakinlah bahwa Ummi dan Abi mu akan memberikan nama yang mulia padamu. Seperti harapan kami akan kemuliaan yang nanti menghampirimu.

Sayangku,
Tak perlu cemaskan apakah aku kan mencintaimu,
Sungguh, dari sekarang, cintaku sudah penuh untuk dirimu.
Aku sering membayangkan bagaimana kelak kau tumbuh dalam perutku,
kau akan membesar dan mulai memberatkan badanku. Aku akan mulai tertatih-tatih berjalan. Aku akan sulit untuk berlari, berpergian jauh, duduk ataupun tidur. Tapi aku tidak peduli, karena aku sungguh merindukan kehadiranmu. Karena kau adalah sepenuhnya cintaku. Separuh nyawaku kan ikut bersama saat kau lahir. Melihatmu membuka mata untuk pertama kalinya di dunia, mendekapmu, menciummu… aah, tak masalah untukku kesakitan saat mengandungmu. Sungguh tak masalah.
Maka, aku harus mulai berhati-hati saat itu. Aku harus menjaga makanku, agar kau sehat di perutku. Aku harus banyak minum susu, untunglah ibumu ini suka dengan susu. Aku juga akan berhenti tidur malam, kebiasaan ku remaja sekarang. Aku akan ikut senam biar posisimu aman dan aku mudah melahirkanmu. Dan kau tak usah mencemaskanku, aku sungguh mencintaimu.

Nanti, saat takdirmu tuk muncul di hadapanku, itu kan jadi hari paling bersejarah bagi Ummi dan Abimu. Aku akan berusaha sekuat mungkin untuk melahirkanmu. Segala kesakitan itu akan ku tahan karena aku ingin melihatmu, ingin memelukmu, menimangmu, membesarkanmu dengan segenap cintaku. Maka ketika dokter akan membantuku, aku akan berteriak padanya, “Dokter, bantulah aku melahirkan anakku dengan selamat”. Yakinlah, itu akan aku katakan kelak. Atau mungkin, Abimu duluan yang akan mengatakan untuk menyelamatkan kita berdua. Ia pasti akan sangat cemas saat itu. Keringatnya pasti jatuh membasahi badannya. Ia akan mulai mondar-mandir, atau duduk diam sambil berdo’a pada Allah Yang Maha Pengasih agar kita diselamatkan. Jadi tenanglah, Ummi dan Abimu akan berusaha yang terbaik agar kau lahir dengan selamat.

Sayangku,
Saat kau telah berada dalam pelukkanku, akan kutimang hingga kau tidur.
Akan ku dekap hingga kau nyaman.
Akan ku nyanyikan lagu nina bobo kesukaanmu. Ku ayun-ayun, ku belai-belai, ku beri kau makanan terbaik di dunia, asi. Tak akan ku hentikan hingga kau kenyang, hingga kau tumbuh besar dalam timanganku.
Lalu kau mulai berceloteh tentang banyak hal. Tak bisa ku bayangkan betapa senangnya saat pertama kali kau memanggiku, “Ummi…ummi…”. Lalu Abimu akan cemberut dan menghampirimu dalam gendonganku lalu memaksamu untuk memanggilnya ‘Abi’. Tidak beberapa lama, kau akan memanggil namanya. Tak bisa ku bayangkan betapa harunya dirinya saat itu. Sedangkan kau hanya tertawa-tawa kecil dalam linangan air mata syukur kami.

Sayangku,
Tak bisakah kau rasakan cinta sejatiku ini?
Aku sudah memupuknya dari sekarang.
Aku sudah berjanji kan memberi yang terbaik yang aku bisa, jauh sebelum kau lahir. Aku sudah berjanji pada diriku sendiri. Tidak akan ku biarkan kau kekurangan cintaku.

Sayang, seandainya kau tahu aku senang bekerja, aku senang meniti karirku, maka ketahuilah dengan benar, aku akan meninggalkannya seandainya kau dan Abimu memintanya. Memintaku tuk menghabiskan waktuku membesarkanmu. Aku tahu itu akan sangat berat… tapi aku sangat ingin kau bahagia.

Sayang, seandainya kau tahu kalau saat ini aku tak pandai memasak, maka ketahuilah, aku akan belajar masak. Aku ingin menyiapkan makanan yang kubuat dari tanganku. Akan kusuapi kau hingga besar dengan setiap do’a kan kebaikkanmu saat kau melahap makanan dari tanganku.

Sayang, seandainya kau tahu kalau saat ini bacaan Qur’anku masih berantakan, maka ketahuilah, aku akan belajar dari sekarang. Aku ingin mengajarimu kelak sepenuh hatiku. Aku kan jadi imam sholatmu ketika Abimu sedang tak di rumah. Maka kita akan merindukan suara merdu lantunan ayat suci dari Abimu. Tapi tak masalah, aku akan berusaha memerdukannya untukmu, hingga kau tetap senang mendengar lantunan ayat Qur’an di manapun kau berada.

Lantas, apa lagi yang kau risaukan buah hatiku? Kau akan tumbuh dalam cintaku yang besar dan tak terputus.

Maka berjanjilah kau satu hal, berjanjilah untuk berdo’a mulai dari sekarang.
Berdo’alah agar Abimu seperti Abi yang kita berdua harapkan.

Berdo’alah supaya Abimu bukan pria sembarangan. Siapapun Abimu kelak, berdo’alah agar ia akan selamanya mencintaiku dan dirimu dalam semua keadaan.

Bantu aku berdo’a agar kau memiliki Abi yang Soleh, yang mampu mengimami kita semua.

Yang setiap senyumnya membawa kedamaian dan setiap marahnya mengarah pada kebaikan.

Pemuda yang ikhlas dan pekerja keras. Memiliki tekad yang kuat dan cinta damai jauh dari kekerasan.

Bantulah aku berdo’a sayang, agar Abimu bisa jadi kebanggaan kita semua.
Kelak, ia yang akan menemani Umimu saat menunggumu datang ke perutku, ia akan ikhlas memerhatikan keselamatan aku dan kau yang terlelap di perutku. Ia yang akan tetap mencintaiku walau berat badanku bertambah karenamu, yang akan ikut menjagamu sepenuh hati.
Dialah yang akan selalu berusaha keras membahagiakan kita semua. Jauh sebelum ia hidup bersamaku, ia telah memikirkan kebahagiaan kita semua. Dalam letihnya bekerja, ia tak lupa berdo’a di tengah malam untuk kebahagiaanmu, agar kau jadi anak soleh/soleha.

Ia yang akan mengajari kita banyak hal tentang agama, mengenal Tuhan kita yang kita rindukan. Ia yang akan membentangkan jalan dan menelusuri bersama jalan menuju syurga.

Mungkin nanti, ia juga yang akan jadi sandaranku saat aku menangis akan tingkahmu. Ia yang akan selalu menyemangatiku untuk selalu jadi yang terbaik bagimu.

Ia juga yang tak putus mencintaiku walau wajahku telah keriput di makan usia, atau tubuhku gendut setelah melahirkanmu. Ia akan terus bersamamaku hingga kelak kau pergi meninggalkan kami dan meniti hidup barumu.

Sayang, kau yang di atas sana, ayo kita berdo’a bersama.
Berdo’alah agar Allah memberikan Abi yang terbaik untuk kita semua. Agar kelak kita bisa berkumpul dalam kebahagiaan dan selalu bersyukur akan cintaNya.

Dari aku, calon Ummimu.

Aku menutup surat itu dengan linangan air mata.
“Ummi… ummiku tersayang.
aku yakin, sebelum aku masuk dalam perutmu, aku juga ikut berdo’a bersamamu…
Aku tak pernah meragukan cintamu padaku, pada Ali adikku, juga pada Abi kebanggaan kita.”

Ku masukan kembali amplop itu berserta baju-baju yang tadi aku keluarkan. Ku tutup pelan-pelan almari Ummi, membelainya.
Ada berapa banyak kisah cintamu untukku kami Ummi, mungkin lemari ini menjadi salah satu saksi.

Puspa Widya KEncana, 29-07-2009
@ kostan Firdausi, pkl. 11.49 wib
Do’a dan harapan.

taken from http://kura2memusingkanku.wordpress.com/2009/07/29/surat-cinta-dalam-almari-ummi/
Ada cinta yang kadang terabaikan, bukan karena tak berarti besar tapi karena cara pengungkapan yang berbeda..

Kita semua tahu, cinta Ibu tak akan pernah terbayar dengan apapun dimuka bumi ini, tapi bukankah cinta Ayah pun juga tak akan pernah terbayar dengan apapun dimuka bumi ini..

Ingat, ketika Ibu sedang mengandung, Ayah yang paling khawatir akan kesehatan Ibu dan anaknya, Ayah yang setianya menunggu Ibu, meringankan tugas Ibu, memijit pinggang dan kaki Ibu, mengelus perut Ibu, menenangkan hati Ibu, dan menemani Ibu, itu semua dilakukannya ditengah kesibukan-kesibukannya, ditengah kantuk dan lelahnya, dan ditengah
giat-giatnya mencari nafkah untuk buah hati yang akan segera lahir..

Ingat, ketika kita lahir dan mulai tumbuh berkembang, Ayah yang paling protektif menjaga kita, Ayah yang membantu Ibu mengganti popok kita di tengah malam meski baru pulang malam dan esoknya harus kembali mencari nafkah, memijit punggung Ibu yang menurut dokter itu dapat meningkatkan ASI, menemani Ibu dalam setiap kerepotannya, setidaknya baginya itu dapat menyenangkan dan membahagiakan istrinya kalau ia tidak sendiri..

Ingat, seorang Ayah, dengan cintanya, pergi pagi pulang malam hanya untuk keluarganya, tak ada yang lain karena cintanya pada istri dan anak-anaknya..setiap tetes peluh yang membasahi tubuhnya tak akan dihelanya..keluh kesah jauh darinya hanya ingin melihat istri dan anak-anaknya tersenyum..

Ingat, seorang Ayah, dengan lelahnya, ia sempatkan bermain dengan anak-anaknya, menjadi kambing jalan merangkak pun ia lakukan hingga anak-anaknya pun tertawa bahagia, tak ada lelah yang ia tampakkan..

Ingat, seorang Ayah, dengan kesabarannya, ia turutkan semua permintaan istri dan anak-anaknya, meski ada kecewa hampiri diri mereka, dengan kesabarannya ia hadapi dengan senyuman, hingga syukur itu selalu ada..

Ingat, seorang Ayah, dengan harapnya, hanya ingin yang terbaik untuk keluarganya, berharap rejeki yang halal untuk keluarganya, rejeki yang berlimpah untuk keluarganya, yang tentu saja datangnya dari ALLAH Yang Maha SegalaNya..

Cinta Ayah begitu berarti besar, ia yang mencari nafkah, menghidupi keluarga, ia lakukan dengan ikhlas dan lapang..dengan penuh kesadaran akan tanggungjawabnya..


---------------------------------------------------
terinspirasi dari note seorang kawan :)

* ceritanya mau ngerjain tugas, tapi mentok yoweslah cari-cari bacaan wae heheheeee *
Biasanya, bagi seorang anak perempuan yang sudah dewasa, yang sedang bekerja diperantauan, yang ikut suaminya merantau di luar kota atau luar negeri, yang sedang bersekolah atau kuliah jauh dari kedua orang tuanya…..

Akan sering merasa kangen sekali dengan Mamanya.

Lalu bagaimana dengan Papa?

Mungkin karena Mama lebih sering menelepon untuk menanyakan keadaanmu setiap hari,

tapi tahukah kamu, jika ternyata Papa-lah yang mengingatkan Mama untuk menelponmu?

Mungkin dulu sewaktu kamu kecil, Mama-lah yang lebih sering mengajakmu bercerita atau berdongeng,

tapi tahukah kamu, bahwa sepulang Papa bekerja dan dengan wajah lelah Papa selalu menanyakan pada Mama tentang kabarmu dan apa yang kau lakukan seharian?

Pada saat dirimu masih seorang anak perempuan kecil……

Papa biasanya mengajari putri kecilnya naik sepeda.

Dan setelah Papa mengganggapmu bisa, Papa akan melepaskan roda bantu di sepedamu…

Kemudian Mama bilang : “Jangan dulu Papa, jangan dilepas dulu roda bantunya” ,

Mama takut putri manisnya terjatuh lalu terluka….

Tapi sadarkah kamu?

Bahwa Papa dengan yakin akan membiarkanmu, menatapmu, dan menjagamu mengayuh sepeda dengan seksama karena dia tahu putri kecilnya PASTI BISA.

Pada saat kamu menangis merengek meminta boneka atau mainan yang baru, Mama menatapmu iba.

Tetapi Papa akan mengatakan dengan tegas : “Boleh, kita beli nanti, tapi tidak sekarang”

Tahukah kamu, Papa melakukan itu karena Papa tidak ingin kamu menjadi anak yang manja dengan semua tuntutan yang selalu dapat dipenuhi?

Saat kamu sakit pilek, Papa yang terlalu khawatir sampai kadang sedikit membentak dengan berkata :

“Sudah di bilang! kamu jangan minum air dingin!”.

Berbeda dengan Mama yang memperhatikan dan menasihatimu dengan lembut.

Ketahuilah, saat itu Papa benar-benar mengkhawatirkan keadaanmu.

Ketika kamu sudah beranjak remaja….

Kamu mulai menuntut pada Papa untuk dapat izin keluar malam, dan Papa bersikap tegas dan mengatakan: “Tidak boleh!”.

Tahukah kamu, bahwa Papa melakukan itu untuk menjagamu?

Karena bagi Papa, kamu adalah sesuatu yang sangat – sangat luar biasa berharga..

Setelah itu kamu marah pada Papa, dan masuk ke kamar sambil membanting pintu…

Dan yang datang mengetok pintu dan membujukmu agar tidak marah adalah Mama….

Tahukah kamu, bahwa saat itu Papa memejamkan matanya dan menahan gejolak dalam batinnya,

Bahwa Papa sangat ingin mengikuti keinginanmu, Tapi lagi-lagi dia HARUS menjagamu?

Ketika saat seorang lelaki mulai sering menelponmu, atau bahkan datang ke rumah untuk menemuimu, Papa akan memasang wajah paling cool sedunia…. :’)

Papa sesekali menguping atau mengintip saat kamu sedang ngobrol berdua di ruang tamu..

Sadarkah kamu, kalau hati Papa merasa cemburu?

Saat kamu mulai lebih dipercaya, dan Papa melonggarkan sedikit peraturan untuk keluar rumah untukmu, kamu akan memaksa untuk melanggar jam malamnya.

Maka yang dilakukan Papa adalah duduk di ruang tamu, dan menunggumu pulang dengan hati yang sangat khawatir…

Dan setelah perasaan khawatir itu berlarut – larut…

Ketika melihat putri kecilnya pulang larut malam hati Papa akan mengeras dan Papa memarahimu.. .

Sadarkah kamu, bahwa ini karena hal yang di sangat ditakuti Papa akan segera datang?

“Bahwa putri kecilnya akan segera pergi meninggalkan Papa”

Setelah lulus SMA, Papa akan sedikit memaksamu untuk menjadi seorang Dokter atau Insinyur.

Ketahuilah, bahwa seluruh paksaan yang dilakukan Papa itu semata – mata hanya karena memikirkan masa depanmu nanti…

Tapi toh Papa tetap tersenyum dan mendukungmu saat pilihanmu tidak sesuai dengan keinginan Papa

Ketika kamu menjadi gadis dewasa….

Dan kamu harus pergi kuliah dikota lain…

Papa harus melepasmu di bandara.

Tahukah kamu bahwa badan Papa terasa kaku untuk memelukmu?

Papa hanya tersenyum sambil memberi nasehat ini – itu, dan menyuruhmu untuk berhati-hati. .

Padahal Papa ingin sekali menangis seperti Mama dan memelukmu erat-erat.

Yang Papa lakukan hanya menghapus sedikit air mata di sudut matanya, dan menepuk pundakmu berkata “Jaga dirimu baik-baik ya sayang”.

Papa melakukan itu semua agar kamu KUAT…kuat untuk pergi dan menjadi dewasa.

Disaat kamu butuh uang untuk membiayai uang semester dan kehidupanmu, orang pertama yang mengerutkan kening adalah Papa.

Papa pasti berusaha keras mencari jalan agar anaknya bisa merasa sama dengan teman-temannya yang lain.

Ketika permintaanmu bukan lagi sekedar meminta boneka baru, dan Papa tahu ia tidak bisa memberikan yang kamu inginkan…

Kata-kata yang keluar dari mulut Papa adalah : “Tidak…. Tidak bisa!”

Padahal dalam batin Papa, Ia sangat ingin mengatakan “Iya sayang, nanti Papa belikan untukmu”.

Tahukah kamu bahwa pada saat itu Papa merasa gagal membuat anaknya tersenyum?

Saatnya kamu diwisuda sebagai seorang sarjana.

Papa adalah orang pertama yang berdiri dan memberi tepuk tangan untukmu.

Papa akan tersenyum dengan bangga dan puas melihat “putri kecilnya yang tidak manja berhasil tumbuh dewasa, dan telah menjadi seseorang”

Sampai saat seorang teman Lelakimu datang ke rumah dan meminta izin pada Papa untuk mengambilmu darinya.

Papa akan sangat berhati-hati memberikan izin..

Karena Papa tahu…..

Bahwa lelaki itulah yang akan menggantikan posisinya nanti.

Dan akhirnya….

Saat Papa melihatmu duduk di Panggung Pelaminan bersama seseorang Lelaki yang di anggapnya pantas menggantikannya, Papa pun tersenyum bahagia….

Apakah kamu mengetahui, di hari yang bahagia itu Papa pergi kebelakang panggung sebentar, dan menangis?

Papa menangis karena papa sangat berbahagia, kemudian Papa berdoa….

Dalam lirih doanya kepada Tuhan, Papa berkata: “Ya Allah tugasku telah selesai dengan baik….

Putri kecilku yang lucu dan kucintai telah menjadi wanita yang cantik….

Bahagiakanlah ia bersama suaminya…”

Setelah itu Papa hanya bisa menunggu kedatanganmu bersama cucu-cucunya yang sesekali datang untuk menjenguk…

Dengan rambut yang telah dan semakin memutih….

Dan badan serta lengan yang tak lagi kuat untuk menjagamu dari bahaya….

Papa telah menyelesaikan tugasnya….

Papa, Ayah, Bapak, atau Abah kita…

Adalah sosok yang harus selalu terlihat kuat…

Bahkan ketika dia tidak kuat untuk tidak menangis…

Dia harus terlihat tegas bahkan saat dia ingin memanjakanmu. .

Dan dia adalah yang orang pertama yang selalu yakin bahwa “KAMU BISA” dalam segala hal..

Thanx you, papa

(dikutip dari http://arcimo89.wordpress.com/2009/11/28/dibalik-ketegaran-seorang-lelaki/ dengan pengubahan seperlunya)

Jika cinta hanya kata-kata
Maka sungguh menyedihkannya para awam, yang tiada paham bermain kata

Jika cinta hanya kata-kata
Maka sungguh mengenaskan para pejuang, yang berjuang tanpa banyak bicara

Jika cinta hanya kata-kata
Apa gunanya surga dan neraka?
Transaksi dengan-NYA tidak cukup bersilat kata semata
Jual-beli dengan Allah butuh pengorbanan, butuh pembuktian

Maka jika cinta hanya kata-kata
Semua penyair pasti masuk surga

http://yannahazmah.wordpress.com/2009/12/03/jika-cinta-hanya-kata/
Sewaktu masih kecil, aku sering merasa dijadikan pembantu olehnya. Ia selalu menyuruhku mengerjakan tugas-tugas seperti menyapu lantai dan mengepelnya setiap pagi dan sore. Setiap hari, aku "dipaksa" membantunya memasak di pagi buta sebelum ayah dan adik-adikku bangun. Bahkan sepulang sekolah, ia tak mengizinkanku bermain sebelum semua pekerjaan rumah dibereskan. Sehabis makan, aku pun harus mencucinya sendiri juga piring bekas masak dan makan yang lain. Tidak jarang aku merasa kesal dengan semua beban yang diberikannya hingga setiap kali mengerjakannya aku selalu bersungut-sungut.

Kini, setelah dewasa aku mengerti kenapa dulu ia melakukan itu semua. Karena aku juga akan menjadi seorang istri dari suamiku, ibu dari anak-anakku yang tidak akan pernah lepas dari semua pekerjaan masa kecilku dulu. Terima kasih ibu, karena engkau aku menjadi istri yang baik dari suamiku dan ibu yang dibanggakan oleh anak-anakku.

Saat pertama kali aku masuk sekolah di Taman Kanak-Kanak, ia yang mengantarku hingga masuk ke dalam kelas. Dengan sabar pula ia menunggu. Sesekali kulihat dari jendela kelas, ia masih duduk di seberang sana. Aku tak peduli dengan setumpuk pekerjaannya di rumah, dengan rasa kantuk yang menderanya, atau terik, atau hujan. Juga rasa jenuh dan bosannya menunggu. Yang penting aku senang ia menungguiku sampai bel berbunyi.

Kini, setelah aku besar, aku malah sering meninggalkannya, bermain bersama teman-teman, bepergian. Tak pernah aku menungguinya ketika ia sakit, ketika ia membutuhkan pertolonganku disaat tubuhnya melemah. Saat aku menjadi orang dewasa, aku meninggalkannya karena tuntutan rumah tangga.

Di usiaku yang menanjak remaja, aku sering merasa malu berjalan bersamanya. Pakaian dan dandanannya yang kuanggap kuno jelas tak serasi dengan penampilanku yang trendi. Bahkan seringkali aku sengaja mendahuluinya berjalan satu-dua meter didepannya agar orang tak menyangka aku sedang bersamanya.

Padahal menurut cerita orang, sejak aku kecil ibu memang tak pernah memikirkan penampilannya, ia tak pernah membeli pakaian baru, apalagi perhiasan. Ia sisihkan semua untuk membelikanku pakaian yang bagus-bagus agar aku terlihat cantik, ia pakaikan juga perhiasan di tubuhku dari sisa uang belanja bulanannya. Padahal juga aku tahu, ia yang dengan penuh kesabaran, kelembutan dan kasih sayang mengajariku berjalan. Ia mengangkat tubuhku ketika aku terjatuh, membasuh luka di kaki dan mendekapku erat-erat saat aku menangis.

Selepas SMA, ketika aku mulai memasuki dunia baruku di perguruan tinggi. Aku semakin merasa jauh berbeda dengannya. Aku yang pintar, cerdas dan berwawasan seringkali menganggap ibu sebagai orang bodoh, tak berwawasan hingga tak mengerti apa-apa. Hingga kemudian komunikasi yang berlangsung antara aku dengannya hanya sebatas permintaan uang kuliah dan segala tuntutan keperluan kampus lainnya.

Usai wisuda sarjana, baru aku mengerti, ibu yang kuanggap bodoh, tak berwawasan dan tak mengerti apa-apa itu telah melahirkan anak cerdas yang mampu meraih gelar sarjananya. Meski Ibu bukan orang berpendidikan, tapi do�a di setiap sujudnya, pengorbanan dan cintanya jauh melebihi apa yang sudah kuraih. Tanpamu Ibu, aku tak akan pernah menjadi aku yang sekarang.

Pada hari pernikahanku, ia menggandengku menuju pelaminan. Ia tunjukkan bagaimana meneguhkan hati, memantapkan langkah menuju dunia baru itu. Sesaat kupandang senyumnya begitu menyejukkan, jauh lebih indah dari keindahan senyum suamiku. Usai akad nikah, ia langsung menciumku saat aku bersimpuh di kakinya. Saat itulah aku menyadari, ia juga yang pertama kali memberikan kecupan hangatnya ketika aku terlahir ke dunia ini.

Kini setelah aku sibuk dengan urusan rumah tanggaku, aku tak pernah lagi menjenguknya atau menanyai kabarnya. Aku sangat ingin menjadi istri yang shaleh dan taat kepada suamiku hingga tak jarang aku membunuh kerinduanku pada Ibu. Sungguh, kini setelah aku mempunyai anak, aku baru tahu bahwa segala kiriman uangku setiap bulannya tak lebih berarti dibanding kehadiranku untukmu. Aku akan datang dan menciummu Ibu, meski tak sehangat cinta dan kasihmu kepadaku.

http://mozzajambi.wordpress.com/2009/11/21/izinkan-aq-mencium-mu-ibu/

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

"Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdo?a: ?Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri.

Mereka itulah orang-orang yang Kami terima dari mereka amal yang baik yang telah mereka kerjakan dan Kami ampuni kesalahan-kesalahan mereka, bersama penghuni-penghuni surga, sebagai janji yang benar yang telah dijanjikan kepada mereka.

(Q.S. Al-Ahqaaf: Ayat 15-16)

Astaghfirullaah

T_T
Seandainya semua kebaikan ibu bisa ku tukar dengan air mata… maka aku ingin menangis sepanjang hidupku… walau aku tahu…. kebaikan seorang ibu tak dapat diumpamakan atau ditukar dengan apapun….

Pesan Sponsor: "Marilah kita perindah tutur kata kita kepada ibu… kita perlembut bicara kita pada beliau… semoga kita termasuk orang-orang yang berbakti...

Allaahumma Aamiin.... ^^"
Aku bertanya pada alam semesta tentang arti “CINTA”, lalu satu demi satu mereka menjawab…

Bumi menjawab:
“CINTA adalah hamparan tempat tumbuh segala bahagia dan harapan akan itu. Ia memang diinjak dan dihinakan, tetapi ia tak peduli. Pikir Cinta hanya memberi, dan itu sajalah inginnya.”

Air menjawab:
“CINTA adalah hujan yang menumbuhkan benih-benih rasa kesukaan, kerelaan akan keterikatan, kerinduan dan kesenduan, atau samudera kasih yang luas sebagai naungan segala perasaan

Api menjawab:
“CINTA adalah panas yang membakar segala, ia memusnahkan untuk dapat hidup dan menyala. Demi merasakannya, makhluk rela terbakar dalam amarah dan kedurhakaan.”

Angin menjawab:
“CINTA adalah hembusan yang menebar sayang tanpa tahu siapa tujuannya. Orang bilang ia buta, sebab itu inginnya. Ia tak terlihat, tapi tanpanya segala raga akan hampa.”

Langit menjawab:
“CINTA adalah luasan tanpa batas. Luasnya tiada makhluk yang tahu. Kecuali bahwa cinta itu bahagia yang biru, atau derita kelam yang kelabu

Matahari menjawab:
“CINTA adalah hidup untuk memberi energi kehidupan dan cahaya harapan. Ia tak akan lelah memberi sampai ia padam dan mati.”

Pohon menjawab:
“CINTA adalah akar yang menopang segalanya. Ia tulus hingga tak perlu terlihat dan dikenal. Tapi ia terus memberi agar batang bahagia tetap kokoh abadi, berbuah dan berbunga indah.”

Gunung menjawab:
“CINTA adalah rasa yang menjulang tinggi. Rasa itu demikian tenang dan menyejukkan. Namun saat gundah, Ia akan meleburkan sekelilingnya dengan lautan lava cemburu yang membara.”

Lalu, Aku bertanya pada CINTA:
“Wahai CINTA, apakah sebenarnya arti dirimu??”

CINTA menjawab:
“CINTA adalah engkau patuh terhadap-Nya, meski kau tak melihat-Nya. Engkau tidak mencium-Nya atau meraba-Nya, tapi engkau patuh karena engkau merasa akan hadir-Nya. Sebab CINTA bukan indra, tapi adalah rasa.”

“CINTA adalah engkau takut akan amarah-Nya, dan takut jika Ia meninggalkanmu. Takut jika Ia tak menyukaimu lagi. Lalu engkau mencari-cari alasan untuk selalu dekat dengannya, bahkan jika engkau harus menderita, atau yang lebih mengerikan dari itu.”

“CINTA adalah engkau menyimpan segala harapan pada-Nya dan tidak pada yang lain. Engkau tidak mendua dalam harapan, dan demikian selamanya. Cinta adalah engkau setia menjadi budak-Nya, yang engkau hidup untuk-Nya dan mati untuk kesukaan-Nya akan dirimu, hidup dan mati untuk Dia. Engkau berusaha sekerasnya agar engkau diakui, hanya sebagai budak, sebagai hamba.”

“Diatas segalanya, CINTA adalah engkau merasa kasih sayang yang tunggal yang tidak engkau berikan pada yang lain, selain pada-Nya. Engkau rindu akan hadir-Nya dan melihat-Nya. Engkau suka apa yang Ia sukai dan benci apa yang Ia benci, engkau merasakan segala ada pada-Nya dan segala atas nama-Nya.”

Aku lantas bertanya pada CINTA:
“Bisakah aku merasakannya?”

Sambil berlalu CINTA menjawab:
“Selama engkau mengetahui hakikat penciptaanmu dan bersyukur dengan apa yang Dia beri, maka itu semua akan kau rasakan, percayalah padaku tambahnya….”

Aku pun Berteriak, “Wahai KAU SANG MAHA PECINTA terimalah cintaku yang sederhana ini, izinkanlah aku merasakan cintaMu yang Maha Indah…”

taken from http://cyberdakwah.net/2009/06/bertanya-tentang-cinta/

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
>> Ya Allah, sesungguhnya Engkau tahu bahwa di tiap tepi waktu, terlampau banyak ajakan untuk meninggalkan jalan hidup Rasul-Mu. Dan di beberapa tepian waktu itu aku berharap tetap istiqomah. Ya Allah kumohon jaga harapan itu sampai akhir hayatku. Karena tak sedikit yg kehilangan sekedar rasa ‘ingin’ untuk istiqomah..
Surat ini kutujukan untuk jiwaku dan saudara-saudaraku yang Insya Allah akan tetap mencintai Allah dan Rasul-Nya di atas segala-galanya., karena dengan cinta itu yang dapat mengalahkan segalanya, cinta hakiki yang membuat manusia melihat segalanya dari sudut pandang yang berbeda, lebih bermakna dan indah.

Surat ini kutujukan untuk hatiku dan hati saudara-saudaraku yang kerap kali terisi cinta selain-Nya yang mudah sekali terlena oleh indahnya dunia, yang terkadang melakukan segalanya bukan karena-Nya, Lalu di ruang hatinya yang kelam, merasa senang jika dilihat dan dipuji orang, entah dimana keikhlasan. Maka saat ini kurasakan kekecewaan dan kelelahan, padahal Allah tidak pernah menanyakan hasil, dia hanya melihat kesungguhan dalam berproses.

Surat ini kutujukan pula untuk diriku dan saudara-saudaraku yang mulia lelah menapaki jalan-Nya, yang mulai seringkali mengeluh, merasa terbebani bahkan terpaksa untuk menjalankan tugas yang mulia, padahal tidak ada kepayahan, kelelahan dan kesulitan serta kesakitan yang dirasakan seorang hamba kecuali Allah akan mengampuni dosa-dosanya.

Surat ini kutujukan untuk ruh ku dan ruh saudara-saudaraku yang mulai terkikis oleh dunia yang menipu, serta membiarkan fitrahnya tertutup oleh maksiat yang nikmati, lalu dimanakah kejujuran diletakkan??? Dan kini terabaikan sudah secara nurani yang bersih, saat ibadah hanya rutinitas belaka, saat fisik dan pikiran disibukkan oleh dunia, saat wajah menampakkan kebahagiaan semu, coba lihatlah hatimu, apakah ia tertawa ? menangis atau merana..?

Surat ini kutujukan untuk diriku sendiri dan diri saudara-saudaraku yang sombong, yang terkadang bangga pada dirinya sendiri. Sungguh tiada satupun yang membuat kita lebih dihadapan-Nya selain ketaqwaan. Padahal kita telah menyadari bahwa tiap-tiap yang berjiwa pasti akan mati. Namun kita masih bergulat terus dengan kefanaan.

Surat ini kutujukan untuk hatiku dan hati saudara-saudaraku yang mulai mati, saat tiada getar saat asma Allah disebut, saat tiada sesal saat kebaikkan terabaikan begitu saja, saat tiada rasa dosa ketika mendzolimi diri sendiri dan saudara-saudaranya. Akhirnya surat ini kutujuakn untuk jiwa yang masih memiliki cahaya walaupun sedikit. Jangan biarkan cahaya itu padam. Maka teruslah kumpulkan cahaya itu hingga ia dapat menerangi wajah-wajah disekeliling memberikan keindahan islam yang sesungguhnya, hanya kekuatan dari-Nya.


source: http://images.mutiaraaisyah.multiply.com/journal/item/45
Allah-lah yang membuatmu mampu tersenyum
walau dalam keadaan menangis

Tempat bertahan ketika kamu hendak merasa menyerah

Tempat berdoa ketika kamu kehabisan kata-kata untuk mencintai sekalipun hatimu telah hancur berkali-kali...
Untuk tetap mengerti ketika tak ada satupun yang kelihatan memberi arti.

ukhti, Aku mengenalimu melalui satu nama

Memahamimu melalui satu renungan
Mengingatimu melalui satu kenangan
Menyayangi melalui satu ukhuwah
Sungguh aku menyayangimu karna Allah

Segala sesuatunya menjadi mungkin karena Allah
memampukan kita...

*tetap semangat dan jangan lupa semangati aku juga :D
Sometimes late at night
I lie awake and watch her sleeping
She's lost in peaceful dreams
So I turn out the lights and lay there in the dark
And the thought crosses my mind
If I never wake up in the morning
Would she ever doubt the way I feel
About her in my heart

If tomorrow never comes
Will she know how much I loved her
Did I try in every way to show her every day
That she's my only one
And if my time on earth were through
And she must face this world without me
Is the love I gave her in the past
Gonna be enough to last
If tomorrow never comes

'Cause I've lost loved ones in my life
Who never knew how much I loved them
Now I live with the regret
That my true feelings for them never were revealed
So I made a promise to myself
To say each day how much she means to me
And avoid that circumstance
Where there's no second chance to tell her how I feel

If tomorrow never comes
Will she know how much I loved her
Did I try in every way to show her every day
That she's my only one
And if my time on earth were through
And she must face this world without me
Is the love I gave her in the past
Gonna be enough to last
If tomorrow never comes

So tell that someone that you love
Just what you're thinking of
If tomorrow never comes


*Mom, I Luv u ever after
T-T

Sstt...

3:24 PM | 0 Comments

Ayah ingin anak-anaknya punya lebih banyak kesempatan daripada dirinya,
menghadapi lebih sedikit kesulitan,
lebih tidak tergantung pada siapapun - dan (tapi) selalu membutuhkan kehadirannya.

Ayah hanya menyuruhmu mengerjakan pekerjaan yang kamu sukai.
Ayah membiarkan kamu menang dalam permainan ketika kamu masih kecil,
tapi dia tidak ingin kamu membiarkannya menang ketika kamu sudah besar.
Ayah tidak ada di album foto keluarga, karena dia yang selalu memotret.

Ayah selalu tepat janji!
Dia akan memegang janjinya untuk membantu seorang teman, meskipun ajakanmu untuk pergi memancing sebenarnya lebih menyenangkan.

Ayah akan tetap memasang kereta api listrik mainanmu selama bertahun-tahun, meskipun kamu telah bosan, karena ia tetap ingin kamu main kereta api itu.

Ayah selalu sedikit sedih ketika melihat anak-anaknya pergi bermain dengan teman-teman mereka, karena dia sadar itu adalah akhir masa kecil mereka.

Ayah mulai merencanakan hidupmu ketika tahu bahwa ibumu hamil (mengandungmu), tapi begitu kamu lahir, ia mulai membuat revisi.

Ayah membantu membuat impianmu jadi kenyataan bahkan diapun bisa meyakinkanmu untuk melakukan hal-hal yang mustahil, seperti mengapung di atas air setelah ia melepaskannya.

Ayah mungkin tidak tahu jawaban segala sesuatu, tapi ia membantu kamu mencarinya.
Ayah mungkin tampak galak di matamu, tetapi di mata teman-temanmu dia tampak lucu dan menyayangi.
Ayah sulit menghadapi rambutnya yang mulai menipis….jadi dia menyalahkan tukang cukurnya menggunting terlalu banyak di puncak kepala (^.^)

Ayah akan selalu memelihara janggut lebatnya, meski telah memutih, agar kau bisa "melihat" para malaikat bergelantungan di sana dan agar kau selalu bisa mengenalinya.

Ayah selalu senang membantumu menyelesaikan PR, kecuali PR matematika terbaru.

Ayah lambat mendapat teman, tapi dia bersahabat seumur hidup.

Ayah benar-benar senang membantu seseorang… tapi ia sukar meminta bantuan.

Ayah terlalu lama menunda untuk membawa motor ke bengkel, karena ia merasa dapat memperbaiki sendiri segalanya.

Ayah di dapur
Membuat memasak seperti penjelajahan ilmiah.
Dia punya rumus-rumus dan formula racikannya sendiri, dan hanya dia sendiri yang mengerti bagaimana menyelesaikan persamaan-persamaan rumit itu.
Dan hasilnya?… .mmmmhhh…" tidak terlalu mengecewakan"
^_<

Ayah akan sesumbar, bahwa dirinyalah satu - satunya dalam keluarga yang dapat memasak rendang khas Padang... *_*

Ayah mungkin tidak pernah menyentuh sapu ketika masih muda, tapi ia bisa belajar dengan cepat.

Ayah sangat senang kalau seluruh keluarga berkumpul untuk makan malam…walaupun harus makan dalam remangnya lilin karena lampu mati.

Ayah paling tahu bagaimana mendorong ayunan cukup tinggi untuk membuatmu senang tapi tidak takut.

Ayah akan memberimu tempat duduk terbaik dengan mengangkatmu di bahunya, ketika pawai lewat.

Ayah tidak akan memanjakanmu ketika kamu sakit, tapi ia tidak akan tidur semalaman. Siapa tahu kamu membutuhkannya.

Ayah menganggap orang itu harus berdiri sendiri, jadi dia tidak mau memberitahumu apa yang harus kamu lakukan, tapi ia akan menyatakan rasa tidak setujunya.

Ayah percaya orang harus tepat waktu, karena itu dia selalu lebih awal menunggumu di depan rumah dengan motor tuanya, untuk mengantarkanmu di hari pertama masuk sekolah.

AYAH ITU MURAH HATI…..
Ia akan melupakan apa yang ia inginkan, agar bisa memberikan apa yan kamu butuhkan…. .
Ia membiarkan bonekamu memakai sweater kesayangannya. ….
Ia membelikanmu lollipop merk baru yang kamu inginkan, dan ia akan menghabiskannya kalau kamu tidak suka…..
Ia menghentikan apa saja yang sedang dikerjakannya, kalau kamu ingin bicara…
Ia selalu berfikir dan bekerja keras untuk membayar SPP mu tiap semester, meskipun kamu tidak pernah membantunya menghitung berapa banyak kerutan di dahinya….
Bahkan dia akan senang hati mendengarkan nasehatmu untuk menghentikan kebiasaan merokoknya.. ..

Ayah mengangkat beban berat dari bahumu dengan merengkuhkan tangannya di sekeliling beban itu….
Ayah akan berkata,, "tanyakan saja pada ibumu"
Ketika ia ingin berkata ,,"tidak"

Ayah tidak pernah marah, tetapi mukanya akan sangat merah padam ketika anak gadisnya menginap di rumah teman tanpa izin. Dan diapun hampir tidak pernah marah, kecuali ketika anak lelakinya kepergok menghisap rokok di kamar mandi.

Ayah mengatakan ,, "tidak apa-apa mengambil sedikit risiko asal kamu sanggup kehilangan apa yang kamu harapkan".

Pujian terbaik bagi seorang ayah adalah ketika dia melihatmu melakukan sesuatu persis seperti caranya….
Ayah lebih bangga pada prestasimu, daripada prestasinya sendiri….
Ayah hanya akan menyalamimu ketika pertama kali kamu pergi merantau meninggalkan rumah, karena kalau dia sampai memeluk mungkin ia tidak akan pernah bisa melepaskannya.

Ayah mengira seratus adalah tip..
Seribu adalah uang saku..
Gaji pertamamu terlalu besar untuknya…

Ayah tidak suka meneteskan air mata….
ketika kamu lahir dan dia mendengar kamu menangis untuk pertama kalinya,
dia sangat senang sampai-sampai keluar air dari matanya
(ssst..tapi sekali lagi ini bukan menangis) ^_^

Ketika kamu masih kecil, ia bisa memelukmu untuk mengusir rasa takutmu…ketika kau mimpi akan dibunuh monster…
tapi…..ternyata dia bisa menangis dan tidak bisa tidur sepanjang malam, ketika anak gadis kesayangannya di rantau tak memberi kabar selama hampir satu bulan.

Kalau tidak salah ayah pernah berkata : "kalau kau ingin mendapatkan pedang yang tajam dan berkualitas tinggi, janganlah mencarinya di pasar apalagi tukang loak, tapi datang dan pesanlah langsung dari pandai besinya. Begitupun dengan cinta dan teman dalam hidupmu, jika kau ingin
mendapatkan cinta sejatimu kelak, maka minta dan pesanlah pada Yang Menciptakannya"

Untuk masa depan anak lelakinya Ayah berpesan:
"jadilah lebih kuat dan tegar daripadaku, pilihlah ibu untuk anak-anakmu kelak wanita yang lebih baik dari ibumu, berikan yang lebih baik untuk menantu dan cucu-cucuku, daripada apa yang yang telah ku beri padamu"
Dan untuk masa depan anak gadisnya Ayah berpesan:
"jangan cengeng meski kau seorang wanita, jadilah selalu bidadari kecilku dan bidadari terbaik untuk ayah anak-anakmu kelak, pilihlah laki-laki yang lebih bisa melindungimu melebihi perlindungan Ayah, tapi jangan pernah kau gantikan posisi Ayah di hatimu"

Ayah bersikeras, bahwa anak-anakmu kelak harus bersikap lebih baik daripada kamu dulu….
Ayah bisa membuatmu percaya diri…karena ia percaya padamu…
Ayah tidak mencoba menjadi yang terbaik, tapi dia hanya mencoba melakukan yang terbaik….

Dan terpenting adalah…
Ayah tidak pernah menghalangimu untuk mencintai Allah, bahkan dia akan membentangkan seribu jalan agar kau dapat menggapai cintaNya, karena diapun mencintaimu karena cintaNya. (^.<)

Jazakallah bil jannah untuk setiap peluh yang kau teteskan, untuk setiap kerut dahimu yang tak sempat kuhitung, untuk setiap jaga sepanjang malam ketika aku sakit dan ketika kau merindukanku, untuk
tumis kangkung paling lezat sedunia, untuk tempat duduk terbaik di bahumu yang begitu kekar ketika aku ingin melihat pawai, untuk tetes "air mata laki-laki" yang begitu mahal ketika kau khawatirkan aku, untuk kepercayaanmu padaku, meski seringkali ku khianati.

Tak akan pernah bisa terbalas segalanya, kecuali dengan
…….jazakallah bil jannah, "semoga Allah mengganti semuanya dengan syurga yang Allah beri, semoga…… .."

Dan untuk semua yang sedang merindukan Ayah, Ssssssssttt. ..! Tau gak siii? Ternyata ayah itu benar-benar MENAKJUBKAN

*terimakasih untuk hari ini (^.<) , kemarin, dan esok
Terkadang apa yang kita inginkan tidak menjadi kenyataan meski kita telah bersusah payah dengan segala tenaga kita, doa kita, dan apapun yang kita punya. Bahkan terkadang pula hingga kita menyalahkan orang lain bahkan tanpa sadar menyalahkan Allah S.W.T pencipta kita...

Tanpa kita sadari pula kita larut dalam kekecewaan yang terkadang membawa kita kepada putus asa dan rasa tidak puas akan sekitar kita.

Tanpa kita sadari pula ternyata Allah S.W.T telah menyadarkan kita, telah menegur kita, telah membimbing kita, bahkan menampakan kasih sayangnya kepada kita yaitu dengan kenyataan yang kita alami sekarang ini walau terkadang dengan muna-nya kita tak mau mengakuinya. Astaghfirullah......,


Ternyata apa yang kita alami saat ini adalah yang terbaik baik kita. Insya Allah.
Semoga Hari ini kita dapat mengucapkan Alhamdulillah atas apa yang kita rasakan dan sentuh saat ini.

Aamiin
Tawanya lembut
Senyumnya anggun
Sayang aku tak pernah melihatnya …

Tegurnya halus
Marahnya santun
Sayang aku tak pernah menemuinya …

Sayang aku tak pernah dan takkan pernah …


Dia … !!!

sumber: http://evans86.cybermq.com/post/detail/7055/sayang-tak-terbilang#respond
Saya belajar, bahwa saya tidak dapat memaksa orang lain mencintai saya. Saya hanya dapat melakukan sesuatu untuk orang yang saya cintai...

Saya belajar, bahwa butuh waktu bertahun-tehun untuk membangun kepercayaan dan hanya beberapa detik saja untuk menhancurkannya...

Saya belajar, bahwa sahabat terbaik bersama saya dapat melakukan banyak hal dan kami selalu memiliki waktu terbaik...

Saya belajar, bahwa orang yang saya kira adalah orang yang jahat justru adalah orang yang membangkitkan semangat hidup saya kembali serta orang yang begitu perhatian pada saya...

Saya belajar, bahwa persahabatan sejati senantiasa tumbuh walau dipisahkan oleh jarak yang jauh. Beberapa di antaranya melahirkan cinta sejati...

Saya belajar, bahwa jika seseorang tidak menunjukkan perhatian seperti yang saya inginkan, bukan berarti bahwa dia tidak mencintai saya...

Saya belajar, bahwa sebaik-baiknya pasangan itu mereka pasti pernah melukai perasaan saya... dan untuk itu saya harus memaafkannya...

Saya belajar, bahwa saya harus belajar mengampuni diri sendiri dan orang lain, kalau tidak mau dikuasai perasaan bersalah terus-menerus...

Saya belajar, bahwa lingkungan dapat memengaruhi pribadi saya, tapi saya harus bertanggung jawab untuk apa yang telah saya lakukan...

Saya belajar, bahwa dua menusia dapat melihat sebuah benda, tapi kadang dari sudut pandang yang bebeda...

Saya belajar, bahwa tidaklah penting apa yang saya miliki, tapi yang penting adalah siapa saya ini sebenarnya...

Saya belajar, bahwa tidak ada yang instant atau serba cepat di dunia ini, semua butuh proses dan pertumbuhan, kecuali saya ingin sakit hati...

Saya belajar, bahwa saya harus memilih apakah menguasai sikap dan emosi atau sikap dan emosi itu yang menguasai diri saya...

Saya belajar, bahwa saya punya hak untuk marah, tetapi itu bukan berarti saya harus benci dan berlaku bengis...

Saya belajar, bahwa kata-kata manis tanpa tindakan adalah saat perpisahan dengan orang yang saya cintai...

Saya belajar, bahwa orang-orang yang saya kasihi justru sering di ambil segera dari kehidupan saya...

Love doesn’t make the world go round
Love is what makes the ride worth while
Luv U coz Allah , Ukhti !!!

Suatu hari seorang bayi siap untuk dilahirkan ke dunia. Dia bertanya kepada Tuhan :
”Para malaikat di sini mengatakan abhwa besok engkau akan mengirimku ke dunia, tetapi bagaimana cara saya hidup di sana, saya begitu kecil dan lemah?”
Dan Tuhan menjawab, ” Aku telah memilih satu malaikat untukmua. Ia akan menjaga dan mengasihimu.”
”Tapi di sini, di dalam syurga, apa yang pernah saya lakukan hanyalah bernyanyi dan tertawa. Ini sudah cukup bagi saya untuk berbahagia.”
”Malaikatmu akan bernyanyi dan tersenyum untukmu setiap hari. Dan kamu akan meraakan kehangatan cintanya dan menjadi ebih berbahagia.”

”Dan bagaimana saya boleh mengerti saat orng-orang bericara kepadaku jika saya tidak mengerti bahasa mereka?”
”Malaikatmu kan berbicara kepadamu dengan bahasa yang paling indah yang pernah kamu dengar, dan dengan penuh kesabara dan perhatian, dia akan mengajarkan bagaimana cara kamu berbicara.”
”Dan apa yang akan saya lakukan saat saya ingin berbicara kepadaMu?”
”Malaikatmu akan mengajarkan bagaimana cara kamu berdoa.”
”Saya mendengar bahwa di bumi banyak orang jahat. Siapa yang akan melindungi saya?”
”Malaikatmua akan melindungimu walaupun hal tersebut mungkin dapat mengancam jiwanya.”
”Tapi saya pasti akan merasa sedih karena tidak melihatMu lagi.”
”Malaikatmu akan meceritakan padamu tenteng Aku, dan akan mengajarkan bagaimana agar kamu boleh kembali kepadaKu, walaupun sesungguhnya Aku selalu berada di sisimu.”
Saat itu syurga begitu tenangnyasehingga suara dari bumi dapat terdengar, dan sang bai bertanya perlahan, ”Tuhan, jika saya harus pergi sekarang, bolehkah Kamu memberitahuku nama malaikat tersebut?”
”Kamu akn memanggil malaikatmu, Ibu.”
Ingatlah selalu kasih sayang Ibu, berdoalah untuknya dan cintailah dia sepanjang masa.....

About

free counters