Apa yg harus ku tulis tentangnya?
Tentang ibu bukanlah sebuah kata atau untaian kalimat indah..
Bagiku tentang ibu adalah sebuah rasa.. Rasa cinta tak berujung..
Bisa apa aku tanpa ibu? Bagiku dia adalah debar jantungku, hembusan nafasku, desiran darahku, lalu tanpanya apa jadinya aku?
Tentang ibuku, tak ada istimewa, dia hanya wanita biasa dgn pikiran yang sangat biasa.. Begitu polos tanpa prasangka.. Begitu lembut namun juga perkasa..
Bukan pekerjaan yang mudah, tapi ibuku.. Dia kebanggaanku..
Membesarkan kami tanpa sedikit pun keluhan, tanpa air mata, tapi aku tahu dan sangat tahu, malam-malamnya dia lewati dalam sujud pada penciptanya, dalam derai air mata dan doa untuk sekadar kekuatan dan segenggam rezeki agar kami mampu hidup dan sekolah..
Ibuku bukan wanita yang bpendidikan.. Hanya tamat SMP.. Tapi tahukah? Dari tangannya telah terukir kebanggaan-kebanggaannya. Dia memang wanita tak berpendidikan tinggi, tapi kecerdasannya dalam mendidik kami membuat kami tumbuh menjadi anak yang sangat menghormatinya, dan mencintai Dien kami..
Ibu.. Setiap ku tatap wajahnya.. Dapat kulihat setiap garis wajahnya adalah penat dan lelah.. Dapat ku rasakan semua beban yang ada dalam hatinya..
Dari mata tuanya terpancar rasa cinta yang tak terperih, membesarkan anak-anaknya bukan karena tanggungjawabnya tapi karena dia memang mencintai kita..
Ibu begitu tegar, tak ada beban yang ingin dia bagi pada kita, semua ingin ditanggungnya, hanya kebahagiaan yang ingin dia limpahkan pada kita..
Jangan pernah marah saat ibu mengomel, karena ketahuilah, itu hanya di bibirnya, bukan dari hatinya.
Tahukah kita? Setelah dia marah, dan menyadari kata-katanya telah menyakiti kita, maka rasa sedih dan sakit hatinya jauh lebih sakit daripada yang kita rasa..
Lihatlah setelah kemarahannya, maka ia akan melakukan apa saja untuk mengembalikan senyum kita, karena hatinya sangat hancur jika kita tak memberikan sekadar senyuman padanya. Senyuman kita adalah kekuatannya..
Ibuku wanita yang sabar, ketika ku gagal dalam suatu hal, aku kan berlari dalam peluknya, mengadukan semua padanya, tahukah bu? Ketika ku gagal bukan kegagalan itu yang aku tangisi, tapi aku sangat takut mengecewakanmu.. Tapi tahukah kalian? Semua sesak dan sakit karena kegagalan itu sirna seketika, ketika ia meraih kepalaku, mengecup keningku dan tersenyum tulus sambil bkata "Nak, tahu kah kau? Kau tak pernah mengecewakan ibu, bahkan ketika kau gagal ibu akan sangat bangga jika kau mampu menjadi anak ibu yang tegar, tetap kokoh dan tak putus asa untuk mraih semua impianmu, jika kau mampu begitu, maka ibu jauh lebih bangga daripada kau berhasil meraih sesuatu. Nak, apapun yang kau berikan pada ibu, kendati itu hanya segenggam pasir, bagi ibu itu adalah pemberian yang begitu istimewa.. Karena bagaimanapun, ibu tetap bangga padamu" dan akupun akan kembali tersenyum, ibu adalah kekuatanku..
Itulah Ibuku..
Wanita biasa, dengan pemikiran yang biasa, namun cinta yang luar biasa.. Tak berpendidikan tinggi tapi tangannya mampu membesarkan anak-anak yang sangat dia banggakan..
Ibu, tahukah kau.. Betapa aku mencintaimu? Walaupun tak mampu ku ucapkan, tapi ketahuilah, setiap katamu adalah petunjuk bagiku dalam menjalani hidupku..
Ibu.. Dengarlah janjiku padamu..
"kemanapun ku melangkah, kemanapun ku berpijak dan dimanapun ku berada, ku akan selalu dapat kau banggakan, akan ku jaga kehormatanmu, dan ku genggam erat harga dirimu.. Yang kubutuhkan adalah ridho dan doamu, karena ridhomu adalah ridhoNya"
Ibu.. Aku mencintaimu.. Sangat..sangat..sangat.. Mencintaimu..
Tiap kali menatap wajah ibu, hatiku akan bersimbah cinta..
Menelusuri tiap lekuk garis wajahnya yang menua..
Mengamati tiap helai rambutnya yg memutih..
Ku pandang ibu dalam lelap tidurnya..
Duhai Rabb, betapa muliah Engkau ciptakan dia. Entah dari mana engkau bentuk hatinya yang begitu tulus..
Ku raba tangannya yang mulai keriput, tangan kasar namun bertabur berkah.. Ku ingin menciumnya agar berkah itu mengalir padaku..
Duhai penguasa jagad raya.. Alangkah tegar dia kau bentuk, namun betapa lembut kasihnya kau curahkan..
Ibu..
Menggoreskan tentangmu, tak akan ada kata yang mampu mewakilkannya..
Menggambarkan indahmu tak ada tinta yang mampu mewarnai sucimu..
Menguntai kata terindah untukmu, tak akan ada pujangga yang mampu menuliskan keagunganmu..
Ibu..
Bisa apa aku tanpamu..?
Saat ku gelisah, kau tau ada yang mengganggu pikirku.. Dan belaianmu mampu menenangkanku..
Saat ku menangis, kau tahu ada yang mengusik hatiku.. Dan senyumanmu akan mendamaikan qalbuku..
Ketika malam tiba, kau tahu ku takut gelap.. Dan aku akan segera mendapatkan pelukanmu, dan sirna sudah takutku..
Ketika ku sakit, ibu tahu penderitaanku, dan ku yakin dia mrasakan jauh lebih sakit dari yang ku rasakan, akan ku temukan raut sedih dan air mata tiap menatapku yang lemah.
Ibu tahu betapa sedihnya aku ketika ku gagal meraih apa yang ku inginkan.. Dan dia akan memacu semangatku lagi.
Ibu tahu saat ku jatuh cinta, dan senyumnya akan menggodaku, namun nasihatnya membuatku tak berani melangkah terlalu jauh..
Ibu tahu ketika ku lelah, pijatannya mampu mengantarku dalam tidur yang lelap..
Ibu tahu tiap detail kesukaanku.. Dan apa yang tak kusuka.
Ibu tahu semua makanan favoritku..
Ibu tahu saat ku begadang mengerjakan tugas-tugasku, dan akan ku temukan segelas susu atau teh hangat di atas mejaku..
Ibu tahu, aku begitu sibuknya dan tak sempat membereskan kamar dan pakaian kotorku sehingga dia yang mengerjakan semuanya..
Ibu tahu ketika ku pulang, aku akan begitu laparnya sehingga tiap ku tiba, di meja telah tersaji makanan favoritku..
Ketika ku jauh dari ibu..
Ibu tahu saat ku rindu padanya, maka tak lama HP ku akan berdering dan ibulah yang menelponku..
Saat ku sakit ibu tahu, dan jauh di sana ibupun akan gelisah..
Ibu pun tahu betapa besarnya cintaku padanya,
walau..
Aku tak pernah tahu, bila ibu sakit, aku tetap lelap dlm tidurku.. Dan ibu akan tertatih meraba mencari obat sendiri untuk mengatasi sakitnya..
Aku tak pernah tahu, bila ibu galau, dan aku mengabaikan keluhannya.. Dan ibu akan memikirkan masalahnya sendiri..
Aku tak pernah tahu, ketika ibu lelah mengurusi smua kebutuhanku, dan tak ku pedulikan rintihan pegal badannya.. Dan ibu akan mengatasi pegalnya dengan mencoba memijat dirinya sendiri..
Aku tak pernah tahu jika ibu melarangku, itu untuk kebaikanku, dan aku berlalu dari hadapannya dgn wajah tertekuk, dan ibu terluka..
Aku tak pernah tahu, jika ibu mengomel, itu semua agar aku tak melakukan kesalahan yang sama lagi. Namun ku membalas dgn kata-kata yang mampu melukai hatinya..
Ibu.. Selalu tahu.. Namun aku.. Tak pernah tahu..
by: aztriana.. -Makassar-